Kamis 22 Jan 2015 14:56 WIB

Pergerakan Tanah Makin Masif, Ciwidey Berstatus Tanggap Darurat

Rep: c 80/ Red: Indah Wulandari
Jalur rawan longsor
Foto: Antara
Jalur rawan longsor

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pergerakan tanah di Desa Rawabogo dan Lebakmuncang, Kecamatan Ciwidey sampai saat ini masih berlangsung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung pun menetapkan status tanggap darurat.

‘’Penanganannya memang harus komprehensif. Hasil kajian geologis kemarin juga masih manual. Jadi belum tahu sampai kapan terjadi pergerakan tanahnya,’’ kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung, Marlan, Kamis (22/1).

Maka, berdasarkan hasil pertemuan dengan warga pada Rabu (21/1) kemarin, telah disetujui untuk menetapkan tanggap darurat, Status tersebut diberlakukan selama 21 hari kedepan.

Kini,sebanyak 85 Kepala Keluarga (KK) atau 196 jiwa masih mengungsi di tenda. Pengungsian tersebut berada di Kampung Legokkiara 58 KK atau 130 jiwa dan di Kampung Pebedahan, Desa Rawabogo sebanyak 24 KK atau 58 jiwa. Sementara di Kampung Cilember, Desa Lebakmuncang terdapat tiga KK atau delapan jiwa yang mengungsi.

Marlan menambahkan, dengan penetapan status tanggap darurat, maka para pengungsi akan dibuatkan hunian sementara. Selama masa tanggap darurat penanganan akan lebih dimaksimalkan.

‘’Untuk tempat tinggalnya bisa terbuat dari bedeng atau bambu. Nanti Dispertasih yang akan mengkajinya. Yang pasti warga akan lebih nyaman ketimbang sekarang tinggal di tenda,’’ ujarnya.

Sepekan ke depan, pihaknya juga mengadakan rapat susulan dengan Badan Geologi untuk menentukan penanganan lebih lanjut. Masalah relokasi akan menjadi jalan terakhir jika sejumlah penanganan yang dilakukan tidak berhasil.

‘’Di masa tanggap darurat kita akan lakukan pemadatan tanah. Selain itu kita juga akan melakukan mitigasi struktural atas kondisi sungai yang ada di bawahnya,’’ tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement