Rabu 21 Jan 2015 12:34 WIB

BBM Naik Turun, Bekasi Minta Sembako Disubsidi

Rep: C10/ Red: Ilham
Pedagang bahan pokok menata dagangannya di Pasar Jatinegara, Jakarta, Selasa (20/1). ( Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang bahan pokok menata dagangannya di Pasar Jatinegara, Jakarta, Selasa (20/1). ( Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Harga sembilan bahan pokok (Sembako) biasanya naik saat harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Namun, ketika BBM turun, harga sembako tidak ikut turun.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bekasi, Aceng Solahudin mengatakan, hal itu akibat adanya permainan harga yang dilakukan oleh oknum pembisnis. Karena itu, perlu adanya aturan untuk mengendalikan harga bahan pokok disemua tingkantan pasar. Caranya, pemerintah harus mensubsidi sembako.

"Jika bukan dengan subsidi dengan apa lagi," kata Aceng kepada Republika, Rabu (21/1).

Aceng menjelaskan, dengan subsidi pemerintah bisa menetapkan harga bahan pokok sekaligus mengontrolnya. Jika harga Sembako diserahkan kepada pasar sepenuhnya, bisa saja mereka menimbun barang supaya barang menjadi langka dan naik harganya. Apalagi saat harga BBM berubah terus.

"Padahal stok barang banyak tapi ditimbun biar disangka langka," ujar Aceng.

Aceng mengatakan, perubahan harga BBM yang begitu cepat seringkali dimanfaatkan oleh pasar dan agen besar. Padahal, kebutuhan pangan masyarakat sangat penting. Sumber daya manusia Indonesia bisa tangguh jika asupan gijinya tidak terlalu mahal.

Seorang pemilik rumah makan di Jalan Veteran Kota Bekasi, Engkus (24) sangat setuju dengan subsidi Sembako. Alasanya, seluruh rakyat Indonesia membutuhkannya sebagai kebutuhan dasar yang paling utama. "Agar tak ada lagi yang kelaparan atau terkena busung lapar."

Untuk diketahui, harga Sembako di pasar yang ada di Bekasi melonjak saat harga BBM November lalu. Meski harga BBM kembali turun, harga Sembako di Pasar Baru Bekasi tidak ikut turun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement