Rabu 21 Jan 2015 14:09 WIB

Buang Air ke Laut Solusi Banjir Jakarta

Rep: c 04/ Red: Indah Wulandari
Kawasan Mangga Dua di Jakarta Utara yang rawan banjir dipasang tanggul pada Ahad (8/6).
Foto: Republika/Wihdan
Kawasan Mangga Dua di Jakarta Utara yang rawan banjir dipasang tanggul pada Ahad (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Direktur Eksekutif Indonesia Water Institute dan Pengajar Fakultas Tekhnik Lingkungan Universitas Indonesia, Firdaus Ali menyatakan, saat ini tidak ada jalan keluar mengatasi banjir Jakarta kecuali membuang air ke laut.

Menurut Firdaus, sebagai kota pesisir yang dekat dengan pegunungan semestinya memang banyak memiliki tempat tanpungan air seperti waduk-waduk dan sungai. Namun, tata ruang Jakarta yang ada saat ini, sama sekali tidak memungkinkan air tertampung dan mengalir ke laut tanpa menggenangi pemukiman dan jalan-jalan.

"Solusinya sekarang ya hanya dengan membuang air ke laut dan meninggikan tanggul untuk mencegah air masuk kembali," ujar Firdaus, Selasa (20/1).

Bagi Firdaus sendiri, pembuatan waduk Jakarta saat ini merupakan proyek yang tidak mungkin karena harus membebaskan lahan.

Ia juga menambahkan, sebenarnya ada dua metode solusi untuk membuang air ke laut, yakni gravitasi dan penyedotan. Gravitasi, artinya air mengalir dengan sendirinya karena muka dataran lebih tinggi ketimbang laut. Tentu saja tidak mungkin untuk kota dengan topografi seperti Jakarta yang datarannya lebih rendah dari muka laut.

"Untuk mengalirkan air dari Jakarta ke laut mesti dilakukan dengan pemompaan, kemudian ditahan dengan tanggul. Masalahnya tanggul yang ada tidak dirawat dengan baik," tambah Firdaus.

Belakangan ini, hujan datang terus menerus setiap harinya. Walau intensitasnya sedang, namun dibeberapa titik di Jakarta hal ini sudah pasti berdampak banjir.

Sistem drainase yang kurang memadai menjadi salah satu akibatnya, untuk itu Firdaus berharap pemerintah segera mencari solusi untuk masalah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement