Rabu 21 Jan 2015 10:29 WIB

Go-Jek Solusi Alternatif Atasi Kemacetan Jakarta

Rep: CR 02/ Red: Indah Wulandari
Tukang ojek saat ngetem di pangkalannya (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Tukang ojek saat ngetem di pangkalannya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Jakarta sering kali diidentikan dengan kemacetannya sepanjang hari. Permasalahan tersebut selalu menghantui ibukota.

Satu persatu solusi pun mulai dicari untuk mengatasi masalah macet di Jakarta. Seperti yang dilakukan oleh Chief Executive Ojek Nadiem Makarim dengan konsep Go-Jek sejak tahun 2011. Nadim mengatakan dirinya waktu itu sangat kesal dengan kemacetan yang selalu terjadi di Jakarta sepanjang waktu.

"Saya lebih memilih untuk naik ojek karena lebih efisien daripada harus menggunakan mobil, malah makin menambah kemacetan di Jakarta. Belum lagi polusi dari mobil," kata Nadiem, Selasa (20/1).

Sejalan dengan waktu, Nadim terus menggunakan ojek dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, ia sangat prihatin dengan tukang ojek di Indonesia terutama di Jakarta. Ia melihat begitu banyak potensi besar yang bisa dimanfaatkan dari ojek.

"Ojek menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi kemacetan di Jakarta, tapi sayang mereka tidak ada yang menaunginya," ujar Nadiem.

Dari situlah, Nadiem berpikir untuk mulai merangkul tukang ojek agar mendapatkan kehidupan yang layak di Jakarta. Seiring berjalannya waktu, ojek asuhan Nadiem pun berkembang dengan pesat. Kini ia memiliki lebih dari 1.000 mitra tukang ojek di Jakarta maupun daerah lainnya.

"Kini tukang ojek tampil lebih fresh dan lebih baik, dengan seragam dan standar pelayanan yang kami ajarkan kepada mereka, kini ojek menjadi pilihan utama dari sebagian besar masyarakat Jakarta," imbuh Nadiem.

Nadiem berharap, nantinya Go-Jek dapat membantu pemerintah untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Selain itu, Go-Jek diharapkan dapat memberikan pelayanan alternatif terbaik bagi masyarakat di Jakarta yang membutuhkan jasa mereka.

"Sekarang kita tidak perlu repot untuk pergi ataupun kirim barang kemanapun," kata Nadiem.

Untuk standarisasi perekrutan, Nadiem tak sembarang memilih orang. Ia bersama rekannya dengan detail melakukan wawancara serta seleksi ketat untuk menjadi bagian dari Go-Jek.

"Kami lakukan wawancara dan seleksi sedetail mungkin, bahkan sampai telepon istri atau orang tuanya," ujar Nadiem.

Nadiem menambahkan, dirinya menjamin setiap pelayanan yang diberikan oleh Go-Jek.

"Apapun permasalahan yang terjadi di jalanan, kami siap bantu, seperti bila ada kecelakaan ataupun barang hilang,  kami siap membantu dengan batas Rp 2 juta," ujar Nadiem. 

Tarif yang ditawarkan terbilang cukup murah. Untuk satu kilometer Rp 4.000.  

Pengemudi Go-Jek mengataka,pendapatan mereka meningkat dan uang hasil dari ojek tersebut pun masuk ke dalam rekeningnya.

"Kita jadi bisa menabung, selain itu pendapatan kita lebih baik sekarang," kata Endra, salah satu tukang ojek Go-Jek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement