Selasa 20 Jan 2015 20:34 WIB

Publik Ingin Jokowi Segera Lantik Kapolri

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers didampingi Wapres Jusuf Kalla, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Kapolri Jenderal Pol Sutarman, dan Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (16/1).(Antara/Setpres-Rusman)
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers didampingi Wapres Jusuf Kalla, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Kapolri Jenderal Pol Sutarman, dan Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (16/1).(Antara/Setpres-Rusman)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mencatat mayoritas publik yaitu sebesar 63,50 persen merasa khawatir munculnya 'matahari kembar' di kepolisian.

Peneliti LSI, Ardian Sopa mengatakan, matahari pertama adalah Plt kepala kepolisian Republik Indonesia (kapolri) Komjen Badrodin Haiti.  Sedangkan matahari kedua adalah Komjen Budi Gunawan yang sudah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai kapolri dan menunggu pelantikan.

Untuk itu, masyarakat meminta supaya Jokowi diharapkan secepatnya menetapkan kapolri definitif. Semakin cepat kapolri dilantik maka semakin baik.

“Karena sebanyak 67,5 persen menilai menunda keputusan untuk melantik kapolri yang definitif maka itu buruk untuk soliditas kepolisian, ” ujarnya saat pemaparan hasil survei LSI bertema 'Matahari Kembar Kapolri?', di Jakarta, Selasa (20/1).

Sebenarnya, kata dia, keputusan apapun yang diambil mantan Gubernur DKI Jakarta itu tentu menimbulkan pro dan kontra, tetapi suka tidak suka Jokowi tetap harus menetapkan definitif.

Pengumpulan data survei kali ini dilakukan 17-18 Januari 2015 dengan menggunakan telepon pintar LSI, sehingga lebih efisien dan cepat dalam mengumpulkan data. Adapun metode sampling adalah multistage random sampling.

Survei ini dilengkapi dengan riset kualitatif yaitu diskusi grup (FGD) di tujuh ibu kota provinsi terbesar, tanya jawab secara mendalam, dan analisis media sosial. “Sementara jumlah responden 1.200 orang di 33 provinsi dengan tingkat kesalahan (margin of error) 2,9 persen,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement