Selasa 20 Jan 2015 17:32 WIB

Susah Payah, Tim DVI Identifikasi Satu Jenazah Korban QZ8501

Rep: Andi Nurroni/ Red: Winda Destiana Putri
Air Asia
Air Asia

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kondisi jenazah korban jatuhnya Air Asia QZ8501 yang ditemukan beberapa waktu terkhir semakin susah diidentifikasi. Faktor kerusakan jasad disebut menjadi alasan lambannya proses identifikasi.

Setelah dua hari terakhir tak ada identifikasi jenazah baru, namun pada Selasa (20/1) sore ini, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur (Jatim) mengumumkan hasil identifikasi satu jenazah. Disampaikan dalam jumpa pers, jenazah berlabel B045 teridentifikasi atas nama Andreas Wijaya, laki-laki 32 tahun asal Surabaya.

Ketua DVI Polda Jatim Kombes Pol dr Budiyono menyampaikan, Andreas berhasil diidentifikasi melalui metode primer berupa pencocokan DNA.

"Kami menemukan adanya kesamaan DNA korban dengan ayah dan ibu kandung korban," ujarnya di Crisis Center Polda Jatim, Surabaya.

Selain itu, menurut Budiyono, jenazah Andreas juga teridentifikasi dari pemeriksaan gigi. Meski begitu, ia menjelaskan, jika biasanya analisis gigi bersifat primer, kali ini bersifat sekunder.

"Dalam hal ini, tidak ada data ante mortem gigi. Yang ada hanya foto korban sedang tertawa, dan diketahui ada kelainan pada gigi taring bawah. Dengan metode super impose, kami mencocokan data gigi post mortem dengan gambar," ujar Budiyono.

Metode sekunder lain yang mendukung kesimpulan tersebut, menurut Budiyono adalah data antropologi, yakni usia, jenis kelamin, tinggi badan, serta dari data properti.

Menurut Budiyono, dari data properti, ditemukan kecocokan data yakni ponsel BlackBerry Q10 serta pakaian yang dikenakan. Pakaian yang dikenakan korban, menurut Budiyono, sesuai dengan yang terekam kamera CCTV di Bandara Juanda. 

Hingga hari ke-24, tim DVI Polda Jatim telah menerima 53 jenazah. Dari jumlah tersebut, 45 telah teridentifikasi dan hanya satu yang masih disemayamkan atas permintaan keluarga.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement