REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pelopor Keluarga Berencana di Indonesia (PKBI) mencatat, angka kematian ibu (AKI) ketika melahirkan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Direktur Eksekutif PKBI, Inang Winarso mengatakan, kondisi Indonesia saat ini mengalami masalah kesejahteraan dan kesehatan. Persoalan kesehatan yang utama adalah AKI yaitu para perempuan yang melahirkan, bersalin namun kemudian mengalami kematian.
Ia menjelaskan, berdasarkan laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat rentang AKI tahun 2007 yaitu 228 kematian (132-323) per 100 ribu kelahiran hidup.
"Tetapi lima tahun kemudian atau 2012, AKI meningkat yaitu 359 (239-478) per 100.000 kelahiran hidup,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (20/1).
Kondisi inilah, kata dia, yang membuat Indonesia disebutnya tidak akan dapat memenuhi harapan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.
Dia menjelaskan, seharusnya AKI ditargetkan turun menjadi 112 per 100 ribu kelahiran hidup. Tetapi, faktanya AKI justru meningkat dan kini menjadi 359 kematian per 100 ribu kelahiran hidup.
"Fakta itu tidak digembar-gemborkan dan tidak menjadi perhatian kita. Padahal itu menjadi persoalan mendasar," ujarnya.
Menurutnya, persoalan kesejahteraan betul-betul menjadi nomor dua setelah persoalan demokratisasi, politik, keterbukaan informasi, hingga modernisasi.
Buktinya, kata dia, anggaran kesehatan tidak memenuhi amanat undang-undang (UU) Kesehatan yang menetapkan bahwa anggaran kesehatan di Indonesia minimal 5 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara kalau di daerah tingkat II, anggaran kesehatan minimal 10 persen.
"Bisa dicek, ternyata anggaran kesehatan Indonesia baru 2,3-3 persen dari APBN," ujarnya.
Padahal, kata Inang, aspek kesehatan secara keseluruhan itu masih dibagi-bagi. Yaitu kesehatan ibu, anak, tetapi jumlah minimal anggaran kesehatan secara keseluruhan belum dipenuhi.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan, penyebab tertinggi kematian ibu melahirkan adalah kelompok hipertensi dalam kehamilan 32,4 persen dan perdarahan post partum 20,3 persen.
Namun pihaknya mengaku tidak tinggal diam. Upaya pemerintah untuk menurunkan AKI antara lain membuat pedoman RAN yaitu program percepatan penurunan angka kematian ibu secara nasional.
"Salah satunya adalah meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (faskes)," ujarnya.
Kemudian Kemenkes juga mengaku melakukan peningkatan cakupan dan kualitas antenatal care.