Selasa 20 Jan 2015 08:00 WIB

SPBU Mengaku Merugi Akibat Penurunan Harga BBM

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Bilal Ramadhan
  Petugas mengisikan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada konsumen di salah satu SPBU di Jakarta, Jumat (16/1).   (Republika/ Yasin Habibi)
Petugas mengisikan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada konsumen di salah satu SPBU di Jakarta, Jumat (16/1). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Pengusaha SPBU di kawasan jalan Surabaya-Banyuwangi, Jawa Timur, mengaku merugi akibat penurunan harga BBM. Karena kata Chandra, petugas di SPBU Besuki, Kabupaten Situbondo Jawa Timur, stoknya masih banyak saat harga diturunkan.

"Untuk premium kami punya sisa pembelian harga lama sekitar 12.000 ton, sedangkan untuk solar sekitar 8.000 ton. Kalau dikalikan Rp 1.000, maka kerugiannya sampai Rp 20 juta," kata Chandra.

Kepada Republika, Senin (19/1), Chandra mengatakan, kedati sudah tahu harga BBM akan turun, pihaknya tetap menjaga pasokan BBM agar konsumen tetap terlayani. Namun ternyata kata Chandra, konsumen justru menjaga diri untuk tidak membeli BBM menjelang kenaikan, sehingga stok yang ada banyak tersisa.

Dari pemantauan Republika di jalan pantura Jawa Timur bagian timur, sejumlah SPBU tidak melayani pembeli pada Senin dini hari atau setelah tarif BBM baru diberlakukan. Sejumlah petugas SPBU mengaku kalau mereka kehabisan stok atau pasukan belum tiba.

Di Kota Banyuwangi, sejumlah SPBU yang sudah medapat pasokan premium, seperti SPBU Ketapang, SPBU Kabat, diserbu pengunjung, terutama pegendara sepeda motor. "Mereka tadi malam ada yang sudah datang membeli bensin, tapi karena premium kosong, mereka kembali lagi," kata Joni, petugas di SPBU Kabat, Kecamatan Rogojampi.

Sejumlah warga masyarakat, menyambut gembira penurunan harga BBM mendekati harga semula. Hanya saja kata Hilda, ibu rumah tangga di Desa Pakistaji, Banyuwangi, mempertanyakan, apakah penurunan harga BBM diikuti oleh penurunan harga kebutuhan pokok. "Apa iya, harga kebutuhan pokok segera kembali seperti sebelumnya," kata Hilda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement