Senin 19 Jan 2015 08:16 WIB

Ada 105 Balita di NTT Mengidap VIV/AIDS

Statistik HIV AIDS di Indonesia
Statistik HIV AIDS di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebanyak 105 bayi di Nusa Tenggara Timur (NTT) terdeteksi mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS).

"Dari jumlah tersebut, sebagain besar berada di Kota Kupang dan Kabupaten Belu, sisanya tersebar di kabupaten lain di provinsi berbasis kepulauan itu," kata Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTT dr Husein Pancartius di Kupang, Ahad (19/1).

Menurut dia, jumlah terebut kemungkinan akan bertambah karena 105 orang bayi yang terdata itu karena hasil VCT hanya dilakukan di dua tempat itu, sedangkan di kabupaten lain belum ada VCT karena peralatan terbatas.

Dia menuturkan, jumlah pegidap HIV/AIDS di NTT dari tahun ke tahun bertambah dimana pada 2014 jumlah penderita HIV dan Aids sebanyak 3.041 kasus. "Ini yang berhasil kami data, tetapi masih banyak yang tidak terdata," ujarnya.

 

Dia menuturkan, berdasarkan data yang ada, di NTT ada lima daerah dengan jumlah pengidap HIV/AIDS terbanyak yakni Kota Kupang 650 orang, Kabupaten Belu 471, Sikka 356, Flores Timur 220 dan Kabuoaten Timor Tengah Selatan (TTS) 165 orang.

Untuk menekan angka pengidap HIV/AIDS di NTT, kata dia, pihaknya telah membentuk kader peduli HIV dan AIDS di tingkat pedesaan maupun kelurahan, karena sebagian besar pengidap penyakit mematikan ini berasal dari desa.

Dia juga meminta agar, seluruh masyarakat di NTT segara melakukan Test VCT sehingga dapat mengetahui statusnya apakah sudah terinveksi penyakit ini atau belum. "Semua manusia bisa terinveksi HIV/AIDS, dengan berbagai cara, sehingga perlu kehait-hatian dan melakukan periksaan sejak dini dan secara terus-menerus," katanya.

Ia mengatakan salah satu solusi mencegah banyak kasus HIV/AIDS di NTT, saat ini Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Nusa Tenggara Timur sedang melakukan survei dan pengkajian mendalam untuk kemudian menetapkan desa dan kelurahan di daerah itu sebagai desa peduli.

"Ini (desa/kelurahan peduli akan virus mematikan itu) sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran HIV/AIDS di daerah berbasiskan kepulauan itu karena dari waktu ke waktu jumlah pengidap semakin bertambah dan sulit dikendalikan ditingkat hilir," katanya.

Mantan kepala Dinas Sosial NTT itu menyebut data keseluruhan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat hingga Agustus 2014, 3.041 warga di provinsi kepulauan itu positif terinfeksi virus mematikan ini.

Jumlah ini merupakan akumulasi data yang tercatat sejak kasus HIV/AIDS muncul pertama di NTT pada 1997. Menurut dia, dari jumlah warga yang terinfeksi itu, ibu rumah tangga 780 kasus, anak dibawah umur lima tahun 105 kasus dan sisanya adalah mereka yang rentang usia antara 20-39 tahun.

Untuk tahun 2014 saja, kata dia, hingga Agustus 2014 tercatat sebanyak 196 warga yang positif terinfeksi virus mematikan itu.

"Data terbaru, terhitung mulai dari Januari 2014 sampai bulan Agustus 2014, untuk yang terjangkit HIV sebanyak 92 orang, sementara yang positif AIDS 104 orang. Semua penderita tersebar di 22 Kabupaten dan Kota di Provinsi NTT," katanya.

Dia menuturkan, untuk penetapan desa/kelurahn peduli HIV/AIDS itu maka pada tahun 2015 KPAD NTT mengutamakan penyuluhan ke desa, karena di desa ada guru, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat yang bisa membantu mensosialisasikan kepada warga yang lain.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement