Ahad 18 Jan 2015 15:58 WIB

BBM Turun, Harga Beras Malah Makin Melambung

Rep: Lilis Handayani/ Red: Karta Raharja Ucu
 Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras, Jakarta, Kamis (25/9).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras, Jakarta, Kamis (25/9).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi Rp 6.600, tak membuat harga beras di pasaran menjadi turun. Sebaliknya, harga beras malah semakin melambung.

Berdasarkan pantauan ROL di Pasar Baru Indramayu, Ahad (18/1), harga beras kualitas I saat ini sudah mencapai Rp 10 ribu per kg, kualitas II seharga Rp 9.800 per kg dan kualitas III Rp 9.600 per kg. Pada 30 Desember 2014 lalu, harga beras kualitas I masih mencapai Rp 9.500 per kg, beras kualitas II Rp 9.200 per kg dan beras kualitas III Rp 9.000 per kg.

Harga tersebut berlaku untuk penjualan beras secara karungan. Sedangkan penjualan secara eceran, harga beras untuk kualitas I mencapai Rp 10.500 per kg. "Harga beras naik karena belum musim panen," ujar pemilik kios beras Alaydroes, Wahyudi.

Wahyudi menjelaskan, naiknya harga beras memang tidak terkait dengan harga BBM. Menurutnya, harga beras lebih disebabkan pasokan gabah di tingkat petani. Saat ini, hanya sedikit petani yang masih memiliki simpanan gabah. Mereka hanya bersedia melepas gabahnya dengan harga tinggi.

Wahyudi menyebutkan, harga gabah kering simpan di tingkat petani saat ini berkisar Rp 6.500 per kg. Tingginya harga gabah tersebut, otomatis membuat harga beras yang dijual pedagang juga menjadi tinggi. "Harga beras baru akan turun kalau sudah memasuki masa panen rendeng,’’ kata Wahyudi mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement