Sabtu 17 Jan 2015 18:29 WIB

Angkat Badan Pesawat, Basarnas Siapkan Tujuh Lifting Bag

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memindahkan ekor pesawat Air Asia QZ8510 dari kapal Crest Onyx di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalteng, Ahad (11/1).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petugas memindahkan ekor pesawat Air Asia QZ8510 dari kapal Crest Onyx di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalteng, Ahad (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Sebanyak tujuh lifting bag telah disiapkan Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk bisa mengangkat badan pesawat Air Asia QZ 8501. Jika dianggap belum cukup, maka akan didatangkan tambahan lifting bag dari Batam, Kepulauan Riau. 

Hal ini diungkapkan Direktur Operasional Basarnas, Marsma TNI SB Supriyadi. Ketujuh lifting bag tersebut saat ini telah berada di KRI Banda Aceh, yang sudah berada di sekitar lokasi badan pesawat Air Asia rute Surabaya- Singapura tersebut.

Bahkan jika menilik besarnya dimensi badan pesawat, Basarnaa telah menyiapkan tambahan lifting bag dari Batam, Kepulauan Riau. Ini menjadi solusi kedua yang disiapkan Basarnas dalam upaya mengangkat badan pesawat. 

Namun, paling tidak butuh perjalanan selama dua hari untuk bisa mencapai lokasi temuan badan pesawat. ''Lifting bag dari Batam jadi solusi kedua. Tapi sudah ada tujuh buah (lifting bag) di KRI Banda Aceh. Kalau tidak kuat, akan tambah dari Batam. Mungkin butuh dua hari perjalanan,'' ujar Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Sabtu (17/1).

Namun, sebelum lifting bag itu diturunkan, tim penyelam, yang terdiri dari personel TNI AL, Basarnas Special Group (BSG), dan Jakarta Divers Club, harus melakukan analisa terlebih dahulu. Terutama terkait kalkulasi berapa banyak serpihan dan dimensi pasti dari badan pesawat. ''Serta seberapa tebal lumpur yang ada di badan pesawat,'' ujar Supriyadi.

Sebelumnya berdasarkan hasil side scan sonar dari Robotic Operated Vehicle (ROV) milik Singapura yang berada di kapal MV Swift, dimensi badan pesawat mencapai 30x10x3 meter. Namun, pada pagi hari di hari ke-21 proses pencarian, tim penyelam belum berhasil mencapai dasar laut di perairan Laut Jawa lantaran kuatnya arus bawah laut dan terbatasnya jarak pandang.

''Tadi pagi sudah dilakukan penyelaman, tapi belum membuahkan hasil,'' lanjut Supriyadi.

Perwira bintang satu TNI Angkatan Udara itu pun berharap, pada upaya penyelaman kedua yang dilakukan oleh tim penyelam SAR gabungan, cuaca bisa lebih bersahabat. Sehingga proses evakuasi badan pesawat bisa segera dilakukan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement