REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Kapolri Komisaris Jenderal (Purn) Oegroseno merasa simpati terhadap nasib Jenderal Sutarman yang telah diberhentikan dari jabatannya. Menurutnya, Sutarman saat ini digantung tanpa posisi, bahkan ia tidak memiliki kantor lagi.
"Kasihan Pak Tarman. Kalau dia mau ke kantor, dia mau ke mana? ruangannya sudah dipakai Wakapolri sebagai Plt (Kapolri)," kata Oegroseno dalam diskusi "Kali Ini Tidak 86" di Jakarta Pusat, Sabtu (17/1). "Banyak sedih, karena integritas Kapolri ini dites."
Presiden Joko Widodo memberhentikan secara terhormat Jenderal Sutarman sebagai Kepala Kepolisian RI sejak Jumat (16/1). Padahal, sang jenderal masih terhitung sebagai petugas aktif hingga Oktober 2015.
Menurut Oegroseno, Sutarman tidak diajak bicara oleh presiden tentang rencana pergantian Kapolri. Walaupun masalah pergantian Kapolri merupakan agenda rutin, seharusnya Sutarman diajak bicara. "Seperti dulu-dulu, bicarakan, ini kan etika. Setelah itu pasti (nama calon) diajukan dan bulat," kata dia.
Sutarman sedianya digantikan oleh Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kapolri pilihan Jokowi. Namun, Jokowi menunda pelantikan Budi karena secara mengejutkan Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Budi sebagai tersangka kasus rekening gendut. Jokowi akhirnya menunjuk Komisaris Jenderal Badrodin Haiti sebagai Pelaksana tugas (Plt) Kapolri.
Oegroseno menilai, polemik seperti ini tidak akan terjadi jika Presiden Jokowi membicarakan pergantian jauh hari sebelumnya. "Kalau ini ditempuh, saya yakin situasi tak akan seperti ini," kata Oegroseno.