Jumat 16 Jan 2015 20:10 WIB

Rakyat Sambut Dingin Rencana Penurunan Harga BBM

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Karta Raharja Ucu
Pengendara sepeda motor mengisi BBM di SPBU Kuningan, Jakarta, Senin (12/1)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengendara sepeda motor mengisi BBM di SPBU Kuningan, Jakarta, Senin (12/1)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Rencana Presiden Joko Widodo menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 19 Januari nanti, disambut dingin warga Kabupaten Purwakarta, Jabar. Sebab, warga sudah kadung kecewa dengan kebijakan presiden yang sebelumnya telah menaikan harga BBM hingga menembus Rp 8.500.

Aceng Suhanda (56 tahun), sopir angkutan kota asal Kecamatan Purwakarta, mengatakan, percuma saja BBM diturunkan. Karena, harga-harga barang lainnya termasuk sembako tidak akan ikut turun. "Tarif angkot juga belum turun. Masih Rp 4.000 per orang," ujarnya, kepada ROL, Jumat (16/1).

Alasan tarif angkot belum turun, karena melihat harga barang yang lainnya belum ada perubahan. Jadi, kalau sekarang BBM kembali turun, hal itu tak akan menyebabkan bahan lainnya turun harga. Termasuk juga ongkos angkot.

Senada dengan Aceng, Ria Purnama Ningsih (26), berpendapat, BBM mau turun berapa kali pun tetap tidak akan mendorong harga barang lainnya turun. Rakyat, kata ibu rumah tangga ini, sudah kepalang kecewa atas sikap presiden tersebut.

"Apalagi, sekarang harga bensin akan diturunkannya ke harga semula yakni Rp 6.500 per liter. Itu //sih// namanya bukan turun. Tapi, tetap ke harga lama," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement