REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengungkap adanya tiga perwira tinggi Polri yang tidak senang dengan Komjen Budi. Ketidaksukaan terhadap Budi itu juga terkait dengan rivalitas dalam memperebutkan posisi orang nomor satu di Polri.
Neta mengatakan, ketiga perwira tinggi Polri itu sengaja membuat gonjang-ganjing dengan harapan salah satu di antara mereka bisa jadi Kapolri mengganti Sutarman. Ia mengisyaratkan tampak ada 'perang bintang' di tubuh lembaga kepolisian.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri, Komisaris Besar Agus Rianto menegaskan tidak ada konflik internal seperti "perang bintang" yang terjadi di tubuh Polri. "Tidak ada itu," tegas Agus, di Mabes Polri Jumat (16/1).
Ia menegaskan, perang bintang di antara para pejabat Polri hanyalah isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan. Selama ini, kata Agus, Polri tetap solid dan tidak ada yang biaa menggangu kesolidan Polri tersebut.
Ia menuturkan, jabatan di Polri memang silih berganti, batas kerja maksimal di Polri ada di usia 58 tahun. Artinya, pada saat usia 58 tahun, harus meletakkan jabatan atau pensiun dan memasuki purna tugas.
Selain itu ada mekanisme untuk menggantikan pejabat polri yang sudah memasuki masa purna tugas. "Kapan pergantian dan siapa yang menggantikan mekanisme sudah ada. Kita lihat sesuai mekanisme yang ada," jelasnya.