Jumat 16 Jan 2015 14:31 WIB

Produk Jamu Indonesia Unggulan di ASEAN

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Minum jamu/ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Minum jamu/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, memastikan produk jamu nasional merupakan unggulan di pasar Asean. Implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tidak akan merubah posisi produk jamu Indonesia di pasar Asean.

“Kalau di seluruh Asean, tidak ada yang menang sama Indonesia, karena yang paling banyak pengalaman, bukan soal takut atau enggak takut (persaingan MEA),” ujar Irwan kepada wartawan, di sela-sela acara minum jamu bersama di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (16/1).

Menurutnya, untuk mendorong ekspor di pasar Asean maupun global, produk jamu harus dihargai di dalam negeri sendiri. Selain itu, diperlukan pembinaan kepada penjual jamu gendong yang dinilai menjadi ujung tombak produk jamu.

Pembinaan meliputi kebersihan maupun terkait khasiat jamu. Irwan meyakini, di tahun 2015, potensi pertumbuhan sektor industri jamu semakin tinggi.  Dia juga menilai perlunya Indonesia belajar dari China yang bisa mengekspor produk dan kebudayaan.

“Tradisi kebudayaan ini harus dilestarikan,” imbuhnya.

Irwan menambahkan, dalam dua bulan ke depan, PT Sido Muncul bakal meluncurkan produk terbarunya. Namun, Irwan enggan menyebutkan secara rinci spesifikasi produk yang akan diluncurkan. Menurutnya, pada 2015 produk PT Sido Muncul yang paling laris yakni Tolak Angin, Kuku Bima Energi, Kuku Bima Jamu, dan Alangsari.

Kementerian Perindustrian mencatat, industri jam uterus menunjukkan peningkatan omzet dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, penjualan mencapai Rp 15 triliun dan 2015 diperkirakan mencapai Rp 20 triliun. Saat ini, terdapat 1.160 industri jamu yang terdiri atas 16 industri skala besar dan 1.144 industri skala kecil dan menengah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia khususnya Jawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement