REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transjakarta berjanji akan melakukan pembenahan agar penumpang tidak semakin kecewa. PT Transjakarta bakal menyontek cara PT Kereta Api Indonesia (KAI) membenahi layanan kereta jabodetabek.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Transjakarta Sri Kuncoro mengatakan, Ignasius Jonan melakukan pembenahan sistem ketika memimpin PT KAI. Hasilnya, kata dia, tidak ada lagi penumpang yang naik atap kereta Commuter Line Jabodetabek.
Bahkan, jumlah penumpang Commuter Line bertambah. "Dari 160 ribu menjadi 600 ribu per hari. Yang dilakukan Jonan adalah perubahan sistem. Saya tiru Jonan mengoperasikan kereta," kata dia, pada Refleksi 11 tahun bus Transjakarta, Kamis (15/1).
Menurut Kuncoro, jika melakukan pembenahan sistem maka Transjakarta berpeluang mengangkut penumpang lebih banyak dibandingkan KRL Commuter Line. Sebab, Layanan bus Transjakarta tercatat telah melayani 12 koridor memiliki panjang sekitar 210 kilometer.
Panjang jalan yang dilalui oleh Transjakarta empat kali lipat dibandingkan panjang rel Commuter Line sekitar 50 kilometer. "Kalau lihat jumlah penumpang 370 ribu per hari, ini memalukan," kata dia.
Langkah perbaikan termasuk melakukan pembenahan internal. Kuncoro memprioritaskan pembenahan personal. "Kami sedang membuat corporate culture. Kami benahi internal agar orang-orang kami tidak kotor," kata dia.
Transjakarta juga berkomitmen menerapkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dengan ketat. Kuncoro menyatakan semua operator harus memastikan bus yang melaju di jalur khusus hanya untuk mengangkut penumpang. "Tidak mogok atau melintas kosong karena ingin mengisi BBG," ujar dia.