Rabu 14 Jan 2015 15:59 WIB

Pergerakan Tanah Terus Berlangsung, Pemkab Majalengka Siapkan Relokasi

Rep: lilis/ Red: Damanhuri Zuhri
Warga berjalan di jalan desa yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausna, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (3/5)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga berjalan di jalan desa yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausna, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (3/5)

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Pergerakan tanah yang terjadi di Blok Babakan, Desa Cibeureum, Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka, terus berlangsung. Pemkab Majalengka pun sedang mencari lokasi untuk relokasi puluhan warga di blok tersebut.

 

Ketua BPBD Kabupaten Majalengka, Tatang Rahmat menjelaskan, berdasarkan tinjauan tim Geologi, pergerakan tanah di blok tersebut masih berlangsung secara lambat. Kondisi tersebut bisa membahayakan warga setempat, terutama jika turun hujan.

 

‘’(Untuk penanganan lebih lanjut), kami masih menunggu hasil rekomendasi resmi secara tertulis (dari Geologi),’’ kata Tatang, Rabu (14/1).

 

Tatang mengatakan, meski rekomendasi tertulis belum keluar, namun untuk jangka panjang, relokasi terhadap warga harus dilakukan. Dia menyebutkan, terdapat 89 kepala keluarga (KK) di blok tersebut yang harus direlokasi karena berada di zona pergerakan tanah.

 

Tatang menjelaskan, pemerintah daerah telah menyiapkan lahan kosong seluas satu hektare untuk relokasi warga Cibeureum.

Namun, jika rekomendasi dari Badan Geologi mengharuskan 89 KK itu direlokasi seluruhnya, maka lahan satu hektare itu masih kurang. ‘’Relokasinya harus keluar desa. Pemda sekarang dalam proses mencari lokasinya dulu,’’ kata Tatang.

 

Sementara itu, berdasarkan informasi, pusat pergerakan tanah berada di area pesawahan sebelah selatan pemukiman warga.

Keberadaan sawah itu membuat lahan di lokasi tersebut selalu basah hingga memungkinkan terus terjadinya pergerakan tanah. Di bawah area pesawahan tersebut terdapat 28 rumah warga.

 

Tatang menerangkan, sampai saat ini, 28 KK yang rumahnya berada tepat di bawah pesawahan itu masih mengungsi di tempat pengungsian yang telah disiapkan BPBD.

Jika kondisi cuaca tidak hujan, ada beberapa warga yang kembali ke rumah. ‘’Tapi kalau hujan, mereka kembali ke tempat pengungsian lagi,’’ terang Tatang.

 

Camat Talaga, Hendra Krisnawan menyebutkan, warga yang mengungsi ditempatkan di sejumlah lokasi, salah satnya puskesmas. Di lokasi pengungsian, disediakan dapur umum sehingga warga bisa mendapat bantuan makanan.

 

Menurut Hendra, pergerakan tanah terjadi di Blok Babakan tersebut menyebabkan delapan rumah warga retak-retak dan 28 unit rumah warga lainnya juga terancam mengalami kondisi serupa.

Bencana  yang terjadi sejak Ahad (4/1/2015) itu merupakan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya terjadi Desember 2014 di lokasi yang sama. ‘’Sampai sekarang pergerakan masih terjadi meski lambat,’’ ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement