Rabu 14 Jan 2015 12:15 WIB

Bantu Keluarga Penumpang, Titik Penemuan Mesin QZ8501 Ditandai Buoy

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Winda Destiana Putri
Tim penyelam mencoba mengangkat ekor pesawat Air Asia QZ8501.
Foto: Twitter
Tim penyelam mencoba mengangkat ekor pesawat Air Asia QZ8501.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Lokasi ditemukannya mesin pesawat dan Cockpit Voice Recorder (CVR) blackbox Air Asia QZ8501 telah ditandai buoy atau pelampung yang biasa digunakan sebagai penanda di laut.

Pemasangan tanda ini diharapkan bisa membantu keluarga korban yang ingin melakukan tabur bunga sebagai bentuk penghormatan dan rasa belasungkawa atas anggota keluarganya yang menjadi korban jatuhnya pesawat tersebut di perairan Selat Karimata.

Berdasarkan penjelasan Panglima Komando Armada Wilayah Barat RI (Pangkoarmabar) Laksamana Muda TNI Widodo, CVR dan mesin pesawat itu berada di titik koordinat 03 derajat 27 menit 33 detik Lintang Selatan dan 109 derajat 42 menit 71 detik BT. Lokasi itu berjarak sekitar 3,4 km dari tempat ditemukannya ekor peaswat dan 500 meter dari tempat penemuan FDR (Flight Data Recorder).

Demi menghormati keluarga korban, Widodo mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, khususnya Dinas Navigasi, untuk memasang buoy berwarna kuning di titik koordinat dan disekitar area tersebut.

"Sehingga nanti jika keluarga penumpang yang ingin melakukan tabur bunga, sudah bisa melakukannya di sana," kata Widodo kepada wartawan di Posko tim SAR gabungan di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Widodo menambahkan, salah satu kendala terbesar yang dihadapi tim SAR gabungan, terutama yang dilakukan tim penyelam, untuk mengevakuasi dan mengangkat CVR blackbox adalah ganasnya medan di perairan Selat Karimata.

Bahkan, selama 16 hari pencarian pesawat Air Asia QZ8501, kerja efektif yang bisa dilakukan selama lima jam, yaitu dari pukul 05:30 hingga pukul 11:00. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi gelombang, angin, dan arus serta cuaca ekstrim di lokasi pencarian.

"Selepas jam sebelas, ombak bisa mencapai empat sampai lima meter, angin bisa mencapai 25 sampai 35 knot. Sementara pagi, ombak masih satu hingga dua meter dan angin maksimum hanya 15 meter. Sehingga para prajurit seolah dikejar waktu," ungkap Widodo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement