Selasa 13 Jan 2015 17:48 WIB

Operasi Evakuasi Utama Air Asia QZ8501 akan Resmi Dihentikan

Rep: C74/ Red: Winda Destiana Putri
Air Asia
Foto: Youtube
Air Asia

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Badan Search And Resque Nasional Marsekal Madya Bambang Soelistyo mengatakan operasi utama evakuasi korban Air Asia QZ8501 memang akan dihentikan. Namun akan digantikan dengan operasi evakuasi harian.

Bambang mengatakan akan mengurangi kekuatan asing karena Indonesia memiliki kekuatan, sistem dan alat yang sama dengan yang dimiliki negara yang selama ini membantu proses evakuasi.

"Jadi jangan prasangka Bapak-Ibu, operasi akan berhenti," kata Bambang kepada keluarga korban di Crisis Center Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Selasa, (12/1).

Bambang menjelaskan operasi ini mempunyai Standar Operasional. Artinya ada awal dan akhir. Operasi gabungan akan ditutup. Tetapi ada operasi harian yang terus dilakukan. Bambang meyakinkan tidak ada sistem dan alat yang berubah.

"Hanya namanya saja, kulitnya," kata Bambang.

Bambang mengatakan banyaknya personil tidak berkorelasi langsung dengan berhasilnya misi evakuasi. Sekarang, area evakuasi semakin spesifik dan dipersempit. Sehingga yang kini dibutuhkan sistem yang efesien dan efektif.

"Bentuknya menjadi operasi harian, nama operasinya saja yang berubah. Bukan banyak kekuataan tapi yang kita butuhkan sistem, kita sudah memiliki kapal-kapal yang dapat melacak di dasar laut seperti Kapal Baruna Jaya dan Kapal Geosurvey," jelas Bambang.

Bambang mengatakan sampai saat ini operasi gabungan terus dilakukan. Bambang belum menyatakan kapan operasi harian akan dilakukan dan operasi gabungan akan ditutup. Ia mengatakan keluarga korban sudah memahami realita di lapangan.

"Nanti akan saya sampaikan jika memang akan ditutup," kata Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement