Selasa 13 Jan 2015 15:59 WIB

Petani Banyumas Menjerit, Pupuk Bersubsidi Langka

Rep: eko widiyatno/ Red: Taufik Rachman
Petani menabur pupuk urea (ilustrasi)
Foto: Antara
Petani menabur pupuk urea (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS -- Sejak sepekan terakhir, petani di Kabupaten Banyumas mengalami kesulitan mendapatkan pupuk urea bersubsidi. Kelangkaan pupuk bahkan hampir merata terjadi di semua rayon kecamatan wilayah tersebut.

''Saya sudah mencari kemana-mana, tapi kenyataannya kami belum bisa mendapatkan pupuk,'' kata Eli Martono (49), petani asal Desa Margasana Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas, Selasa (13/1).

Bahkan Eli mengaku sudah berusaha mencari pupuk ke toko-toko yang ada di kecamatan lain, seperti di Kecamatan Ajibarang. Namun pemilik toko di wilayah tersebut, juga mengaku sudah tidak lagi menyimpan stok pupuk. ''Sebenarnya kami tidak boleh membeli pupuk subsidi di wilayah rayon lain. Namun karena butuh, kami coba-coba mencari ke toko di kecamatan lain. Namun pemilik toko di wilayah lain, ternyata juga sudah tidak memiliki stok urea,'' jelasnya.

Hal serupa juga dikemukakan petani asal Desa Rawalo Kecamatan Rawalo, Amin Setiadi (52). Dia mengaku, sudah mencari pupuk urea ke beberapa toko yang ada di wilayah kecamatannya. Namun para pengelola toko mengaku sudah sejak beberapa hari terakhir sudah tidak mendapat pasokan dari distributor. ''Kelangkaan pupuk ini tidak hanya terjadi untuk pupuk urea jenis tabur. Tapi juga untuk pupuk urea jenis tablet,'' katanya.

Padahal, kata Amin, mereka sangat membutuhkan pupuk karena saat ini sudah saatnya tanaman padi di sawah miliknya mendapat pemupukan tahap kedua. ''Untuk setiap kali masa tanam, pemupukan harus dilakukan dua kali. Pemupukan pertama dilakukan tiga atau empat hari setelah tanam, sedangkan pemupukan kedua dilakukan menjelang tanaman padi berbunga,'' katanya.

Para petani tersebut mengaku khawatir, kalau pemupukan tidak optimal maka hasil panenya tidak akan maksimal. ''Padahal ini tanaman padi kali ini merupakan tanaman pada musim tanam pertama setelah musim kemarau panjang. Kami sangat berharap, panen kali ini bisa maksimal,'' jelasnya.

Ketua Kelompok Tani dan Nelayan (KTNA) Banyumas, Dwiko Riyanto, mengaku para petani Banyumas saat ini sedang kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Hampir semua toko yang biasa yang selama ini menyediakan pupuk, mengaku sudah kehabisan stok dan belum ada pasokan lagi dari distributor. ''Saya sendiri tidak tahu kenapa tidak ada pasokan. Padahal saat ini petani sangat membutuhkan pupuk,'' jelasnya.

Menyikapi kondisi kelangkaan ini, Dwiko menyerbutkan, banyak petani yang akhirnya membeli pupuk organik untuk memupuk tanamannya. Namun dia menyatakan, peralihan menggunakan pupuk organik semacam itu, biasanya tidak akan terlalu berpengaruh pada kesuburan tanah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement