REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Tim perwakilan dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengambil kotak hitam pesawat Trigana Air dengan nomor penerbangan PK-YRU yang tergelincir Ahad (11/1) siang. Tim perwakilan mengambil kotak hitam di Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua, Senin (12/1) siang.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua Kombes Pol Patridge Renwarin, Senin malam mengatakan pada Senin siang sekitar pukul 12.12 WIT tim KNKT bersama beberapa orang dari Kementerian Perhubungan tiba di Enarotali, Kabupaten Paniai dengan menggunakan Pesawat Trigana dari Timika, Kabupaten Mimika.
Tim tersebut, kata mantan kapolres Sarmi dan Merauke itu, di antaranya Norbertus Tunyanan dari perwakilan KNKT Provinsi Papua dan Cpt Marfil Tulong dari perwakilan Kementerian Perhubungan. "Pada pukul 13.30 WIT tim tersebut kembali menuju Timika dengan menggunkn pesawat Trigana Air," katanya.
Selain mengambil kotak hitam milik pesawat naas itu, kata Patridge, tim KNKT dan Kementerian Perhubungan juga melihat tempat terjadinya kecelakaan pesawat dan mencatat sejumlah hal. Pesawat Trigana Air dengan nomor penerbangan PK-YRU tergelincir pada Agad (11/1) sekitar pukul 13.30 WIT. Pesawat ke luar dari lintasan Bandara Enarotali, Distrik Pantim, Kabupaten Paniai, Papua yang disebabkan angin kencang.
Kronologis kejadian berawal dari pesawat yang take off dengan tidak membawa penumpang dari Timika. Di mana pesawat tersebut hendak menjemput karyawan PT. Freeport yang sedang berlibur di Kabupaten Paniai. Namun setibanya di landasan Bandara Enarotali pesawat hilang kendali akibat angin kencang sehingga menyebabkan pesawat tergelincir ke luar landasan bandara.
Dalam kecelakaan itu awak pesawat di antaranya Kapten Pilot Robet Runtuh, kopilot Jihan dan seorang mekanik bernama Aris dalam keadaan selamat. "Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan pesawat berjenis Twinotter dengan kode penerbangan DHC 600 tersebut," kata Patridge.