Selasa 13 Jan 2015 09:14 WIB

Tabung Elpiji Meledak Kagetkan Warga

Pekerja merapikan susunan gas elpiji 12 kilogram di Jakarta, Sabtu (3/1).
Foto: Antara
Pekerja merapikan susunan gas elpiji 12 kilogram di Jakarta, Sabtu (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sebuah tabung elpiji tiga kilogram meledak di dapur milik warga lingkungan Perigi Dasan Agung Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (12/1), sekitar pukul 15.10 Wita dan mengagetkan warga setempat.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, kejadian berawal dari kecurigaan Rohimin (50) mencium bau yang tidak sedap di dapurnya setelah dia menggoreng sambal untuk anak-anaknya.

Berselang beberapa menit apipun keluar dari regulator kompor gas yang digunakan serta menimbulkan suara yang cukup keras, sehingga ia bersama beberapa anaknya sedang berada di dalam rumah langsung keluar sambil berteriak meminta tolong.

Spontan, rumah Rohimin yang tadinya sepi menjadi ramai oleh puluhan warga yang hendak memberikan pertolongan. "Beruntung saat kejadian sejumlah pemuda sedang berkumpul di samping rumah kami dan langsung menolong kami, bersama puluhan warga lainnya," katanya.

Tetapi, berbagai upaya untuk memadamkan api dengan menggunakan air, dan kain basah belum bisa memadamkan api, sehingga puluhan warga pun panik dan sempat menghubungi tim pemadam kebakaran Kota Mataram.

Kepanikan warga pun berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit, bahkan semua warga di lingkungan tersebut mematikan aliran listrik sebagai upaya antisipasi. "Api baru bisa padam setelah akhirnya warga berinisiatif mematikan api dengan menggunakan karung pasir yang ada di dekat kediaman kami," katanya.

Beruntung, dalam musibah tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, Rohimin hanya tergores sedikit akibat percikan api. Setelah api padam, dua mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi untuk melakukan tindakan cepat, tetapi ternyata api sudah berhasil dipadamkan warga menggunakan pasir.

"Usai melakukan pengecekan dan petugas yakin api sudah berhasil kami padamkan, petugas kebakaran pun kembali ke kantornya," katanya.

Menurut Rahmi, ibunya sudah lama menggunakan kompor gas, namun akibat kejadian ini, saat ini ibunya masih trauma karena kaget. "Ibu bilang tidak akan menggunakan kompor gas lagi untuk memasak, dan lebih baik membeli minyak tanah berapapun harganya," katanya.

Kepanikan warga di Lingkungan Perigi akan musibah kebakaran masih sangat melekat, karena sekitar tiga tahun lalu sebuah rumah di lingkungan ini hangus terbakar hingga menimbulkan satu orang korban jiwa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement