Senin 12 Jan 2015 20:40 WIB

BKPM Tingkatkan Investasi Sapi

Rep: C87/ Red: Yudha Manggala P Putra
Perbedaan makanan pada sapi mengakibatkan kandungan nutrisi dan lemaknya berbeda pula.
Foto: AP
Perbedaan makanan pada sapi mengakibatkan kandungan nutrisi dan lemaknya berbeda pula.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong peningkatan investasi sapi dan industri pengolahan sapi melalui pemaksimalan program sawit sapi. Program tersebut mengintegrasikan usaha perkebunan kelapa sawit dengan usaha peternakan sapi.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga menjelaskan saat ini, BKPM dalam kerangka program Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector, tengah menjalankan pilot project integrasi sawit - sapi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.  

“Jika sukses, BKPM berharap program ini dapat dicontoh oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit lain, sehingga, upaya untuk meningkatkan populasi sapi di Indonesia dapat cepat terwujud,” tutur Himawan di kantor BKPM, Jakarta, Senin (12/1).

Kepala BKPM, Franky Sibarani, menambahkan industri sapi merupakan sektor yang memiliki nilai strategis cukup tinggi. Saat ini konsumsi perkapita daging dan susu sapi masih relatif rendah yakni 2,4 kg per tahun.

Menurut data Kadin angka tersebut sudah menghasilkan investasi Rp 54 triliun. Pihaknya memperkirakan konsumsi perkapita akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat.

"Jika konsumsi daging per kapita dapat ditingkatkan angka investasi yang dibutuhkan tentu semakin besar,” jelas Franky.

Franky cukup optimis peningkatan investasi sapi karena potensinya masih sangat besar. Data BKPM menunjukkan Proyek Penanam Modal Dalam Negeri dan Penanam Modal Asing yang telah memperoleh Izin Prinsip tapi belum terealisasi (pipeline projects) dalam periode 2010-Quarter III 2014 nilainya cukup besar. Masing-masing yang belum terealisasi PMDN sebesar Rp 17,5 triliun dan PMA sebesar 4,1 milyar dolar AS.

Franky mengatakan selain menunjang program prioritas Pemerintah Jokowi-JK untuk kedaulatan pangan, investasi sektor sapi dan industri olahannya juga mendorong pemerataan ekonomi. Periode 2010 hingga September 2014,  persebaran investasi sapi dan industri olahan lebih banyak di luar Jawa, dengan perbandingan 57 persen dan 43 persen investasi di Jawa. Sektor tersebut dinilai potensial menggerakkan perekonomian di Luar Jawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement