Senin 12 Jan 2015 16:59 WIB

Kotak Hitam 'Diantar' Panglima TNI ke Jakarta

Rep: c85/ Red: Esthi Maharani
 Peneliti BPPT menerangkan titik koordinat kotak hitam (Black Box) pesawat Air Asia QZ8501 kepada Menteri Menko Kelautan dan Kemaritiman, Indroyono Soesilo saat jumpa pers di Kantor BPPT, Jakarta, Ahad (11/1).(Republika/Agung Supriyanto)
Peneliti BPPT menerangkan titik koordinat kotak hitam (Black Box) pesawat Air Asia QZ8501 kepada Menteri Menko Kelautan dan Kemaritiman, Indroyono Soesilo saat jumpa pers di Kantor BPPT, Jakarta, Ahad (11/1).(Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN - Flight Data Recorder atau FDR yang merupakan bagian dari black box pesawat AirAsia QZ8501 berhasil diangkat oleh tim penyelam gabungan dari TNI AL pukul 7.10 WIB, Senin (12/1). FDR ini kemudian diterbangkan dari KN Jadayat menuju Pangkalan Bun setelah mampir sebentar di KRI Banda Aceh. Panglima TNI Moeldoko ikut turun langsung dalam proses evakuasi FDR ini.

Selanjutnya, FDR akan langsung dibawa menuju Jakarta untuk dilakukan pembacaan dan investigasi. FDR dibawa dengan pesawat Boeing 737 A3407 yang juga mengantar Panglima TNI Moeldoko.

Selanjutnya, FDR akan dibaca oleh tim dari KNKT sebelum dilakukan investigasi perihal penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.

Kepala Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Tatang Kurniadi, mengungkapkan untuk mengunduh data yang tersimpang dalam FDR hanya membutuhkan waktu dua hingga tiga hari. Namun, menurut dia, pembacaannya yang lama.

"Apalagi harus membandingkan dengan pendapat dari pihak Airbus," kata Tatang.

Meski FDR telah ditemukan, bagian black box lainnya, Cockpit Voice Recorder atau CVR belum berhasil diangkat. Ke depan, tim SAR gabungan akan fokus untuk pengangkatan VCR di samping tentu pencarian korban yang diperkirakan masih banyak terdapat di dalam badan pesawat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement