Senin 12 Jan 2015 15:33 WIB

Densus 88 Tembak Terduga Teroris, CIIA: Extrajudicial Killing yang Stimulasi Dendam

Sejumlah anggota Densus 88 Antiteror menggiring terduga teroris.
Foto: Antara
Sejumlah anggota Densus 88 Antiteror menggiring terduga teroris.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Klaim Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri dalam membekuk seorang terduga pelaku terorisme kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah menuai kritikan.

“Jatuhnya korban tewas saat penindakan akan menambah daftar panjang terkait kasus extrajudicial killing yang dilakukan oleh Densus 88. Di sisi lain, justru kasus seperti ini menjadi stimulan dendam dari pihak-pihak yang merasa terdzalimi,” papar Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya, Senin (12/1).

Pemerhati kontraterorisme ini menilai, jatuhnya korban disertai proses interogasi dengan kekerasan fisik serta mental  kepada orang-orang berstatus baru terduga, suatu saat bisa meletupkan aksi kekerasan berlabel terorisme lainnya.

Seharusnya, imbuh Harits, Polri banyak belajar dari proses-proses penindakan sebelumnya. “Percuma langkah kontraradikalisasi atau deradikalisasi kalau Densus 88 di lapangan justru melahirkan sikap radikalisme makin mengkristal,” tegasnya.

Dari hasil investigasi CIIA, terkuak fakta warga sekitar penangkapan kemarin melihat para terduga jaringan MIT tak melawan serta tak bersenjata. Hasil visum memperlihatkan terdapat luka bekas tembakan, yakni dua tembakan di kaki kanan, empat luka tembak di kaki kiri serta pinggang.

“Kesalahan korban waktu itu hanya karena lari. Pistol Browning yang diberitakanjuga  tak ada di lokasi. Karena tas pinggang korban berikut isinya ditemukan penduduk,” ungkap Harits.

Amirudin yang memiliki nama samaran Aco Tabalu alias Aco Gula Merah alias Bunga Desa ditangkap di depan Rumah Sakit Poso pada pukul 12.23 WITA, Ahad (11/1). Sehari sebelumnya, Sabtu (10/1), Densus 88 bersama Polda Sulteng juga berhasil menangkap lima terduga teroris yang juga terkait dengan kelompok MIT.

Mereka adalah Ilham Syafii (IS), Saiful Jambi alias Ipul, Rustam alias Ape, Hasan dan istri Hasan yang bernama Ros. IS tewas setelah baku tembak dengan tim Densus saat hendak ditangkap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement