Senin 12 Jan 2015 11:52 WIB

Basarnas Perkirakan Pesawat Meledak Saat Terbentur Muka Laut

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengangkatan ekor AirAsia QZ8501 di Pelabuhan Kumai, Ahad (12/1).
Foto: Antara
Pengangkatan ekor AirAsia QZ8501 di Pelabuhan Kumai, Ahad (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN - badan Sar Nasional menemukan serpihan pesawat secara terpisah-pisah dengan ukuran kecil hingga sedang. Fakta ini mengindikasikan bahwa badan pesawat Air Asia QZ8501 pecah tepat saat berbenturan dengan permukaan laut.

Direktur Operasional Basarnas SB Supriyadi memberikan analisa bahwa pesawat "meledak" akibat perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar pesawat ditambah dengan benturan keras ke laut. "Jadi yang didengar nelayan kemungkinan adalah bunyi saat kabin hancur bertubrukan dengan muka laut. Bodi pesawat hancur, dan kemungkinan itulah ada jenazah yang terlempar. Tapi kita harapkan masi banyak jenazah yang berada dalam bodi pesawat," jelas Supriyadi, Senin (12/1).

Dia menilai bila masih ada 30 persen penumpang masih bisa ditemukan di dasar laut, itu sebuah temuan yang luar biasa.

Supriyadi juga menambahkan, dengan kecepatan pesawat mencapai 500 knot dan kemudian menabrak permukaan laut, sudah cukup untuk menghancurkan badan pesawat. "Itu seperti nabrak tembok," lanjutnya.

Hingga hari ini, tim SAR gabungan masih fokus melakukan pencarian CVR atau cockpit voice recorder. Bagian ini berfungsi untuk merekam percakapan antara pilot dan kopilot. Blackbox kemudian menjadi kunci dalam investigasi penyebab jatuhnya pesawat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement