REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU –- Para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk jenis Phonska dan SP 36 yang biasa diproduksi Petrokimia Gresik. Kondisi itupun mengancam penurunan produksi padi yang mereka tanam.
‘’Saya harus mencari-cari ke desa lain untuk bisa mendapatkan pupuk Phonska dan SP 36. Kalau pupuk urea sih banyak,’’ ujar Ketua Kelompok Bina Tani Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Rusdani, kepada Republika, Ahad (11/1).
Rusdani mengatakan, umur tanaman padi di desanya rata-rata telah mencapai 30 hari. Pada umur tersebut, tanaman padi seharusnya mendapatkan pemupukan kedua dengan menggunakan Phonska dan SP 36. Namun, kedua jenis pupuk tersebut kini menjadi barang langka yang dicari petani.
Rusdani menjelaskan, pupuk Phonska dan SP 36 itu dibutuhkan untuk memperoleh tanaman padi dengan bulir gabah yang besar dan gilig (berisi). Jika tidak, maka bulir gabah akan berbentuk gepeng meskpun tetap berukuran besar.
‘’Dampaknya, akan menyebabkan penurunan produksi,’’ kata Rusdani.
Rusdani mengatakan, penurunan produksi tanaman padi yang tidak diberikan pupuk Phonska, SP 36 dan ZA bisa mencapai tiga sampai empat kuintal per hektare. Menurutnya, kondisi tersebut akan merugikan petani.
Rusdani menambahkan, selain sulit diperoleh, pupuk Phonska dan SP 36 yang adapun harganya mahal. Para petani harus merogoh kocek lebih dalam untuk bisa mendapatkan ketiga jenis pupuk tersebut.