REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perkembangan teknologi membuat masyarakat rentan terjerat kejahatan online. Kemudahan akses internet juga dimanfaatkan sebagian orang untuk melakukan tindak kejahatan demi meraup keuntungan pribadi
Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Subdirektorat Cyber Crime Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Hilarius Duha. Ia mengaku kejahatan online lebih mudah karena dapat dilakukan oleh pelaku di mana saja.
“Asal ada jaringan, pelaku di Singapura dapat menjerat korban di Jakarta,” jelasnya, Ahad (10/1).
Selain itu, pelaku kejahatan online lebih sulit diidentifikasi karena sebelumnya tidak pernah bertemu dengan korban. Menurutnya, pelaku bisa saja memasang foto palsu sehingga banyak korban tertipu.
Ia menambahkan, kasus cyber crime semakin meningkat karena saat ini pengguna alat elektronik semakin banyak dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Dengan banyaknya pengguna, target kejahatan pun semakin banyak.
“Dulu gadget terlalu mahal, jadi hanya sedikit yang tertipu secara online, kalau sekarang tukang becak dan anak sekolah pun sudah melek teknologi,” kata dia.
Hilarius mengatakan sudah seharusnya polisi bekerjasama dengan media untuk menyebarluaskan modus operandi kejahatan online. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat semakin bijak menghadapi perkembangan zaman, meningkatkan kewaspadaan, dan tidak mudah tergiur dengan hal yang tidak masuk akal.
“Kita tidak hanya melakukan penyidikan setelah ada laporan kasus kejahatan online, tapi juga harus melakukan tindak pencegahan agar hal serupa tidak lagi menjerat masyarakat, terutama masyarakat kecil,” ungkapnya.