Sabtu 10 Jan 2015 21:28 WIB
AirAsia QZ8501

KNKT: Kapal Gede Jangan Deket-Deket

Rep: c85/ Red: Karta Raharja Ucu
Potongan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 setelah berhasil diangkat dari dasar laut dengan menggunakan
Foto: antara
Potongan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 setelah berhasil diangkat dari dasar laut dengan menggunakan

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Pencarian black box atau kotak hitam terus dilakukan. Terlebih setelah ekor pesawat ditemukan dan sinyal ping terdengar, upaya untuk menemukan kotak hitam semakin gencar.

Menurut Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi, pencarian kotak hitam haruslah paralel dengan pencarian korban.

"Bukan berarti kita dahulukan alat (black box) dari korban. Paralel (pencariannya). Tim kapal yang cari black box kalau ada korban ya diambil. Cuma kapal gede jangan deket-deket karena ada baling-baling (mengganggu pinger)," jelas Tatang kepada awak media, Sabtu (10/1).

Sehingga ke depan, selain fokus dalam pencarian kotak hitam, tim SAR gabungan akan tetap melakukan penyisiran korban. Direktur operasional Basarnas Supriyadi menyatakan jasad korban tetap akan menjadi prioritas di samping pencarian kotak hitam.

Bila kotak hitam adalah jalan bagi investigasi, Supriyadi menyebut penemuan jasad korban adalah jawaban bagi doa keluarga korban. "Sudah 14 hari ada air mata. Harapan kita agar jasad semua ditemukan. Makanya penemuan badan pesawat itu penting. Diperkirakan banyak korban di sana," jelasnya.

Mulai Ahad (11/1), pencarian akan dilengkapi dengan dua alat canggih (AUV dan ROV) yang bisa melakukan penyelaman tanpa awak. Kedua alat ini akan melakukan penyisiran di area yang terdeteksi adanya sinyal ping sejauh 500 meter dari temuan ekor pesawat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement