REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan manajemen Indosat menemui sejumlah tokoh lintas budaya Bekasi untuk meminta maaf atas iklan mereka yang menyinggung masyarakat Bekasi. Permintaan maaf tersebut disambut dengan cukup baik oleh para tokoh lintas budaya Bekasi yang hadir.
"Kami menerima permohonan maaf dengan tulus sebagai manusia, namun konteks yang lain atau dari pihak lain itu sesuatu yang di luar dari kapasitas kami," tulis salah satu tokoh komunitas lintas budaya Bekasi Komarudin Ibnu Mikam melalui akun Twitter pribadinya @komarbekasi, Jumat (9/1).
Komarudin menyatakan komunitas Bekasi yang hadir rata-rata menyambut hangat dan menerima permohonan maaf Indosat. Penerimaan maaf ini dilakukan dalam konteks kemanusiaan dan etika silaturahmi. Akan tetapi, ia juga mengingatkan bahwa Bekasi memiliki area yang luas. Karena itu, para tokoh lintas budaya Bekasi yang hadir tidak berpretensi menjadi wakil seluruh rakyat Bekasi.
Pihak yang datang mewakili Indosat di antaranya Group Head Corporate Communication PT Indosat Fuad Fachroeddin dan Group Head MarComm Toni Darusman, Yanto dan Devy.
Sedangkan tokoh lintas budaya Bekasi yang hadir ialah Romi (Saung Tunjung), Eban (admin Betawi Bekasi Bersatu), Benny (admin IDT), Cevi Macho (Pangsi), Kuya (pndiri Grakan Moral), Eko (Sekjen IKA), Horas (pengacara), Deni (Gobetawi), Oman (majalah Fokus), Nada-Nadi (spiritualis-warga Tarumajaya), serta Rois Kadir (pangsi).
Komarudin menuturkan bahwa Cevi Macho dari Pangsi menyatakan permasalahan iklan Indosat yang menyinggung Bekasi sudah terkait dengan harga diri warga Bekasi. Hal itu, menurut Cevi, tidak terbayar dengan apa pun.
Komarudin juga menyatakan admin IDT, Benny, menyatakan keprihatinannya terhadap masyarakat budaya di Indonesia. Benny menyampaikan bahwa sejak dulu Bekasi memiliki peran yang luar biasa untuk Indonesia.
Sebelumnya, Indosat mengeluarkan iklan terkait salah satu produknya. Dalam iklan tersebut terdapat tulisan "Liburan ke Aussie lebih mudah dibanding ke Bekasi".
Tulisan tersebut dianggap melecehkan Bekasi dan menimbulkan protes dari banyak pihak, khususnya warga Bekasi.