REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Warga Ternate, Maluku Utara, mengeluhkan pengusaha moda transportasi laut belum menurunkan tarif antarpulau, padahal pemerintah telah menurunkan harga bahan bakar minyak.
"Ketika pemerintah menaikkan harga BBM menjelang akhir 2014, pengusaha angkutan laut langsung menaikkan tarif, tetapi ketika pemerintah menurunkan harga BBM pada awal Januari ini, mereka tidak mau menurunkan tarif angkutan laut," kata warga Ternate, Saharudin yang akan ke Halmahera Selatan ketika ditemui di pelabuhan Bastiong Ternate, Jumat (9/1).
Tarif angkutan kapal laut Bastiong, Ternate-Babang, Halmahera Selatan yang awalnya Rp120.000 per penumpang naik menjadi Rp150.000 per penumpang pascapemerintah menaikan harga BBM menjelang akhir 2014.
Menurut Sahrudin, pengusaha angkutan laut seharusnya menurunkan tarif angkutan laut setelah pemerintah menurunkan harga BBM. Menurutnya, Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika Malut segera menyikapi hal tersebut dengan segera mengeluarkan keputusan mengenai penurunan tarif angkutan laut antarpulau agar pengusaha angkutan laut tidak seenaknya bertahan dengan tarif ketika harga BBM naik.
Ia juga meminta kepada Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika Malut untuk menindak tegas pengusaha angkutan laut yang memberlakukan tarif angkutan laut tanpa mengacu pada keputusan Gubernur Malut.
Sementara itu dari sejumlah ABK Aksar 06 yang melayani rute Bastiong, Ternate-Babang, Halmahera Selatan mengaku bahwa tarif kapal angkutan laut pada rute itu masih tetap karena belum ada surat keputusan dari Gubernur Malut mengenai penetapan tarif baru angkutan laut di daerah ini pascapenurunan harga BBM.
Khusus untuk angkutan umum dalam kota sesuai keputusah Wali Kota Ternate telah diturunkan menyusul penurunan harga BBM pada awal Januari 2015 yakni untuk penumpang umum dari Rp5.600 menjadi Rp4.500, sedangkan pelajar dan mahasiswa dari Rp4.500 menjadi Rp3.400.