Jumat 09 Jan 2015 17:58 WIB

Dua Jenazah Air Asia QZ8501 dalam Satu Kantong Tiba di Lanud

Anggota TNI membawa peti jenazah ke dalam pesawat untuk diterbangkan ke Surabaya.
Foto: Reuters
Anggota TNI membawa peti jenazah ke dalam pesawat untuk diterbangkan ke Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN-- Dua jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang dimasukkan ke dalam satu kantung, Jumat sore, tiba di Pangkalan Udara Iskandar Pangkalan Bun menggunakan helikopter Doulphin milik Badan SAR Nasional.

Dua jenazah tersebut yang ditemukan, Jumat siang, diangkut dari KRI Banda Aceh, namun baru dapat dibawa karena kondisi cuaca kurang bersahabat, kata Direktur Operasi dan latihan SB Supriyadi.

"Jenazah yang ditemukan hari ini ada tujuh (7), lima sudah di rumah sakit Sultan Imanudin dan dua lagi baru tiba. Sedang diupayakan tujuh jenazah itu bisa diterbangkan ke Surabaya sore ini," tambah dia.

Hingga hari ke-13 pencarian, jenazah penumpang Air Asia telah ditemukan 48 dari 162 orang (155 penumpang, 7 kru), dan sekarang ini pihak Tim SAR gabungan sedang berupaya mengangkat ekor pesawat yang diperkirakan menjadi lokasi kotak hitam.

Supriyadi mengatakan tujuh jenazah yang baru ditemukan tersebut berasal dari KN Pacitan Milik Basarnas dua orang, tiga orang dari kapal JS Katanami dan JS Onami milik Jepang dan dua dari KRI Banda Aceh.

"Jadi sekarang ini jenazah sudah ada 48 yang dibawa ke Lanud Iskandar. Saya mau bilang jumlah jenazah kalau sudah diangkut ke Pangkalan Bun. Bukan sekadar informasi dari pihak manapun," tukasnya.

Dir Ops Basarnas ini mengatakan operasi pengangkatan hingga kini belum membuahkan hasil, sebab kondisi cuaca kurang baik dan jarak pandang nol di dasar laut yang menjadi lokasi ekor pesawat Air Asia.

"Basarnas ada punya lima (5) balon pengangkat benda-benda di dasar laut yang dikirim dari Jakarta, tapi baru satu dibawa ke KRI Banda Aceh. TNI bilang cukup saja satu balonnya. Empat balon jadi cadangan dan sudah ada di Lanud Iskandar," papar Supriyadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement