Kamis 08 Jan 2015 13:54 WIB

Manfaatkan Kelas Kosong, Pelajar Bekasi Rekam Adegan Mesum

Rep: c79/ Red: Hazliansyah
video mesum/ilustrasi
video mesum/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Warga Bekasi digegerkan dengan beredarnya video mesum yang diduga dilakukan sepasang siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi. Adegan suami-istri berdurasi lima menit itu diduga diambil di sebuah ruangan kelas kosong di Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Menanggapi hal ini, Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bekasi, Asep Saepuloh mengaku sudah mengetahui perihal kejadian tersebut. Pihaknya telah meminta klarifikasi dari Kepala Sekolah SMA bersangkutan. 

"Kami sudah menghubungi kepala sekolah dan beliau membenarkan jika peristiwa tersebut terjadi di lingkungan SMP yang jaraknya tidak begitu jauh dari SMA yang bersangkutan," ujar Asep kepada para wartawan, Rabu (07/01)

Asep mengungkapkan, langkah yang akan dilakukan selanjutnya adalah memanggil kepala sekolah kedua siswa mesum tersebut, untuk meminta klarifikasi seperti apa sebenarnya masalah yang terjadi. Hal ini dilakukan, sebab Asep menduga ada kelainan pada kedua pelaku di video mesum tersebut.

Karena menurutnya pada saat melakukan hubungan badan tersebut, tanpa malu keduanya merekam sendiri aksi mereka dengan menggunakan telepon seluler masing-masing. Atas kejadian ini, Asep sangat menyesalkan moral para pelajar yang semakin hari kian tidak terkontrol.

Kemajuan teknologi dan kurangnya pengawasan dari orang tua, terang Asep, membuat anak remaja saat ini dapat dengan mudah mengakses dan melihat apapun yang mereka inginkan. Termasuk film-film dan video porno yang bisa memancing mereka untuk mencoba melakukan hal serupa.

Selain itu, kurangnya pendidikan seksual sejak dini, kata Asep, juga menjadi salah satu faktor penyebab minimnya pengetahuan para remaja tentang bahayanya melakukan seks bebas sebelum nikah. 

Sebab, jika terus dibiarkan, hal ini dapat memicu meningkatnya penyakit HIV AIDS di kalangan remaja dan pengguguran janin atau aborsi akibat tidak mau bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.

"Kami meminta baik orang tua maupun guru di lingkungan sekolah mengawasi dan memberikan pengarahan tentang pendidikan seksual yang baik. Mungkin anak-anak merasa sungkan untuk bertanya, tapi dengan pendekatan yang bersahabat kita bisa memberikan pelajaran dan pemahaman tentang bahayanya melakukan hubungan seks di luar nikah." pungkas Asep. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement