REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menginisiasi adanya deklarasi Yogya sebagai kota Jamu dan Spa di Indonesia. Deklarasi sendiri baru akan dilakukan Januari 2016 mendatang namun penyusunan konsep dan implikasi Yogya sebagai Kota Jamu-Spa sudah dibahas dengan berbagai pihak, Rabu (7/1).
Hal ini terkuak dari Lokakarya Yogya Istimewa Menuju Kota Jamu-Spa. Lokakarya ini diinisiasi Fakultas Farmasi UAD dan mempertemukan berbagai pihak untuk mewujudkan visi tersebut. Pihak yang hadir dalam pembahasan Yogya Menuju Kota Jamu-Spa ini antara lain dari Dinas Pariwisata, Kesehatan, Perdagangan dan Perindustrian, Pertanian, Pendidikan, dan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan.
Selain itu juga Paguyuban Produsen Jamu DIY, Assosiasi Spa Theraphy Indonesia (ASTI) DIY, Ikatan Apoteker Indonesia dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UAD serta Fakultas Farmasi UAD. "11 Lembaga ini akan terus bertemu secara rutin membahas langkah-langkah mewujudkan Yogya sebagai Kota Jamu-Spa," kata Kintoko, ketua panitia lokakarya tersebut.
Menurutnya, Yogyakarta sangat kaya akan ramuan dan tanaman berkhasiat obat yang sudah digunakan oleh masyarakat secara turun temurun. Yogya kata dia, juga memiliki kekayaan aromateraphi yang bisa digunakan untuk produk spa khas Yogyakarta.
Hanya saja kata dia, potensi ini belum dikelola secara baik dan dibrand secara khusus sebagai nilai jual tersendiri dari Kota Yogyakarta. "Kita akan ada sekretariat bersama dimana 11 lembaga ini akan membahas konsepnya secara matang dan produk apa saja yang akan menjadi cirikhas jamu-spa dari Yogyakarta," katanya.
Produk jamu-spa khas Yogyakarta dan akan menjadi brand dari Yogyakarta tersebut akan diluncurkan secara resmi bersamaan dengan deklarasi Yogya Kota Jamu-Spa pada Januari 2016 mendatang.