REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) penyelesaiannya diklaim tinggal 60 persen lagi. Angkutan massal moderen ini rencananya kelar sebelum tahun 2017.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saeful Hidayat setelah menerima pemaparan progres kerja langsung dari Dirut MRT Dono Bustami di Balikota, Rabu (7/1).
Mantan Wali Kota Blitar itu mengatakan, pihak MRT menyampaikan ada beberapa kendala yang membuat proyek MRT terhambat. Yang paling mendasar kendalanya kata Djarot ada pada pembebasan lahan.
"Tapi sudah disepakati akan lebih dipercepat lagi dan berharap masih on schedule," katanya kepada wartawan setelah menerima Dirut MRT Dono Bustami.
Karena masalah pembebasan lahan tidak terjadi di setiap wilayah, Djarot meminta MRT dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, dengan mengerjakan lahan-lahan yang tidak terkendala. Untuk itu, Djarot meminta penggarapan MRT dilakukan selama 24 jam. "Dengan menggunakan 4 shift, sehingga tidak harus saling tunggu menunggu," ujarnya.
Djarot mengatakan, tolak ukur untuk menilai kinerja MRT sudah seperti yang diharapkan atau tidak itu bisa dilihat dalam waktu tiga tahun setelah MRT resmi jadi angkutan massal.
Nantinya kata Djarot setelah selesai pengerjaan, MRT harus membuat kajian secara rinci, wajah transportasi Jakarta pada tahun 2018 setelah ada MRT seperti apa. "Karena tahun itu menyelanggarakan Asian Games," katanya.