REPUBLIKA.CO.ID, KOTAWARINGIN BARAT -- Komandan Divisi Keenam Pasukan Bela Diri Laut Jepang (JMSDF) Kapten Tsutomu Okawa mengatakan pihaknya akan membantu pencarian dan evakuasi kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 dengan sekuat tenaga, agar korban yang ditemukan semakin banyak.
"Kendala terbesar adalah cuaca. Karena cuaca cepat sekali berubah, maka kami harus hati-hati. Ombak yang tinggi memang menyulitkan pencarian di dalam air," kata Tsutomu Okawa di atas kapal JS Ohnami, Rabu (7/1).
Okawa mengatakan pihaknya memiliki tim penyelam meskipun bukan untuk proses pencarian dan penyelamatan. Namun, bila tim penyelam Jepang diperlukan dalam proses evakuasi, pihaknya siap untuk menerjunkan.
Saat ditanya berapa lama akan membantu pencarian dan evakuasi korban kecelakaan pesawat Air Asia, Okawa mengatakan menunggu perintah dari pemerintah Jepang yang melakukan pembicaraan dengan pemerintah Indonesia.
JMSDF mengerahkan dua kapal, JS Ohnami dan JS Takanami, ke wilayah perairan Selat Karimata untuk membantu proses pencarian dan evakuasi kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 sejak Sabtu (3/1).
"Kedua kapal berada pada jarak 140 kilometer Barat Daya Pangkalan Bun," ucap Okawa.
Okawa mengatakan jenis kedua kapal itu adalah penghancur yang selama ini dioperasikan untuk memerangi pembajakan di atas laut. Sebelum menuju perairan Indonesia untuk membantu operasi pencarian dan evakuasi Air Asia, kedua kapal berpatroli di wilayah perairan Afrika.
Dalam operasi pencarian dan evakuasi tersebut, Okawa mengatakan berkoordinasi dengan KRI Banda Aceh dan Badan SAR Nasional. Selama operasi tersebut, dua kapal tersebut telah berhasil menemukan jaket penyelamat dan satu jenazah.
"Pada 4 Januari, JS Takanami menemukan jaket penyelamat. Sedangkan pada 6 Januari JS Ohnami menemukan jenazah. Setelah dievakuasi jenazah diserahkan kepada kapal Indonesia," tuturnya.
Kedua kapal tersebut juga pernah menemukan beberapa puing mengapung di permukaan laut, tetapi dipastikan itu bukan bagian dari pesawat Air Asia QZ8501 yang naas.