REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Tim identifikasi korban Air Asia QZ8501 yang bertugas menangani posko di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah menyatakan bahwa tidak ditemukan luka bakar pada tubuh korban.
AKBP dr. Hastri, Ahli Forensik dari DVI (Disaster Victims Identification) mengungkapkan bahwa selama dirinya melakukan pemeriksaan awal hingga 39 jenazah dan tidak ditemukan indikasi luka bakar.
"Tidak ada luka bakar. Semuanya tenggelam," ujarnya, Rabu (7/1).
Hal ini berbeda dengan kesaksian beberapa pilot yang ikut dalam proses pencarian, yang mengatakan bahwa pada tubuh korban ditemukan adanya luka bakar.
Dr Hastri sendiri menjelaskan bahwa dalam proses pembusukan jenazah, adalah hal yang normal bila ada bercak-bercak hitam pada permukaan tubuh. "Bisa jadi itu yang dilihat oleh pilot," jelasnya.
Bila tidak ditemukan luka bakar, kondisi ini bisa menjadi petunjuk investigasi bahwa bisa jadi pesawat tidak mengalami ledakan hebat saat jatuh di perairan Laut Jawa bagian utara.
Dr Hastri sendiri juga menambahkan, bahwa memang saat ini jenazah telah mengalami pembusukan lanjut, di mana tubuh korban sudah tidak lengkap. Memasuki hari kesepuluh, jasad korban akan mengalami skeletonisasi atau bagian tubuh yang lepas.
"Kita dikejar waktu. Bila memang hanya tulangnya pun, maka kita akan memakai DNA," lanjutnya.
Dia menjelaskan, DVI bisa mengidentifikasi jenis kelamin, usia, dan ras korban dari temuan tulang panjangnya. Tulang rahang, tambahnya, juga bisa digunakan sebagai identifikasi korban. Sedangkan untuk pengambilan data DNA post-mortem, DVI membutuhkan waktu 4 hari hingga sepekan untuk menyelesaikannya.