Rabu 07 Jan 2015 07:45 WIB

Demokrat Minta Jokowi Belajar Kepada SBY

Rep: C13/ Red: Winda Destiana Putri
Joko Widodo (Jokowi)
Foto: antara
Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Legislator Partai Demokrat Marwan Cik Asan mengatakan Presiden Jokowi harus banyak belajar dan menghargai dari Presiden sebelumnya. Salah satunya kepada Susilo Bambang Yudhoyono dalam keberhasilan pembangunan.

"Saya harap agar Jokowi tidak sungkan dan malu-malu meminta pendapat kepada SBY," ungkap wakil Ketua Komisi XI ini melalui siaran pers kepada wartawan, Selasa (6/1).

Menurutnya, masyarakat bisa melihat kinerja SBY sebagai kepala negera. Masyarakat bisa melihat dari sikap negarawannya, dalam mempersiapkan pergantian presiden. Bahkan, beliau telah memberikan suntikan dana untuk pemerintah Jokowi.

Marwan juga menyarankan agar tim Jokowi belajar atau berdisuksi dengan mantan tim Presiden SBY.  Dia juga berharap dalam 100 hari kinerja pemerintah Jokowi harus menunjukkan nilai postif untuk bangsa.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebutkan Pemerintahan Joko Widodo kurang menghargai era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sesungguhnya, SBY sudah berupaya memberikan yang terbaik segala kebutuhan pemerintahan Jokowi.

"Pak SBY sampai beliau mengantarkan Pak Jokowi ke istana. Itikad ini harusnya dilihat sebagai kebaikan dari satu pemerintahan yang memberikan warisan yang baik," tutur Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Senin silam. Mendengar pernyataan tersebut, Marwan mengaku sangat berterima kasih kepada Fahri karena telah menghargai kinerja SBY selama 10 tahun. Dia juga mengapresiasi pernyataan Fahri itu.

Selain itu, Fahri juga mengatakan, SBY telah meninggalkan ekonomi dan politik yang stabil. Termasuk, lanjutnya, APBN dari Rp340 triliun menjadi 2.039 triliun dengan ruang fiskal hampir Rp250 triliun.

Dana Rp250 triliun, menurut Fahri, pemerintahan Jokowi dapat membangun berbagai macam infrastruktur. Seperti, subway di Jakarta yang hanya perlu biaya sekitar Rp9 triliun. "

Jadi dengan Rp250 triliun, sudah bisa membuat subway di 25 kota di Indonesia. Ini adalah ruang fiskal yang ditinggalkan pemerintahan lalu. Harusnya semua mengucapkan terimakasih pada pemerintahan lalu," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement