Selasa 06 Jan 2015 19:56 WIB

Legislator Sebut Ada Intervensi Asing Terkait Penolakan Revitalisasi Teluk Benoa

Syaifullah Tamliha
Foto: www.dpr.go.id
Syaifullah Tamliha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha menyebut kemungkinan adanya intervensi asing terkait penolakan rencana revitalisasi di Teluk Benoa, Bali. Indikasinya, tak ada penolakan dari pihak terkait di Bali sejak awal dan pelaksanaan sosialisasi. 

"Sangat mungkin ada (intervensi asing). Asing kan, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, sangat berkepentingan agar pariwisata Indonesia tidak berkembang," ujar Tamliha, Selasa (6/1). 

Menurutnya, intervensi asing masuk akal mengingat potensi revitalisasi Teluk Benoa yang tidak menguntungan bagi destinasi wisata mancanegara. Terutama negara-negara Asean yang dekat dengan Indonesia. 

Sebab akan ada migrasi wisata besar-besaran dari pusat wisata negara tetangga ke Indonesia. Revitalisasi akan melahirkan destinasi pariwisata baru di Indonesia yang tak kalah kelas dengan wisata apapun di Singapura, Malaysia, ataupun Thailand.

Malah, lanjut dia. bila menilik maketnya revitalisasi Teluk Benoa bakal menjadi pusat wisata kebanggaan dalam negeri. Bahkan, akan menjadi ancaman nyata bagi pertumbuhan wisata negara tetangga.

"Di situlah pengusaha wisata di Singapura, Malaysia, dan Thailand takut. Mereka khawatir wisatawan akan tersedot ke Bali. Karenanya, sangat mungkin mereka ingin gagalkan rencana itu dengan menggalang masyarakat Bali agar menolaknya," ujar politikus PPP itu.

Namun, katanya, masyarakat Bali tetap perlu mendapat sosialisasi agar impian tersebut menjadi kenyataan.

Sebelumnya dipaparkan, kondisi Teluk Benoa saat ini memprihatinkan. Karena terjadi pendangkalan yang mengancam kehidupan hutan mangrove akibat sedimentasi. 

Bahkan, Teluk Benoa dipenuhi sampah sisa pembangunan jalan tol, maupun sampah rumah tangga. Kondisi ini mendorong pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 51/2014 yang membolehkan dilakukan revitalisasi di Teluk Benoa. 

Menurut rencana dari luas keseluruhan 3.300 hektare, yang akan direvitalisasi 1.400 hektare. Studi kelayakan bersama yang dilakukan IPB, ITB, UGM, ITS dan Unhas juga menghasilkan kesimpulan, kawasan Teluk Benoa dapat direvitalisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement