Senin 05 Jan 2015 16:51 WIB

Basarnas Butuh Submersible

Rep: c01/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas Basarnas menyiapkan kantung jenazah untuk evakuasi korban penumpang AirAsia QZ 8501, di Pangkal Pinang, Bangka, Selasa (30/12).
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Petugas Basarnas menyiapkan kantung jenazah untuk evakuasi korban penumpang AirAsia QZ 8501, di Pangkal Pinang, Bangka, Selasa (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi V DPR mengapresiasi dan mendukung Badan SAR Nasional (Basarnas) dalam operasi pencarian AirAsia Qz8510. Kepada Komisi V, Basarnas mengaku membutuhkan submersible.

"Submersible ada dua, yang man dan un-man. Kami butuh yang man," terang Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo dalam jumpa pers di Kantor Basarnas, Ahad (4/1).

Soelistyo menyatakan saat ini Basarnas sudah memiliki marine detector. Namun belum memiliki kapsul yang bisa membawa manusia untuk diturunkan ke bawah laut. Sejauh ini, Rusia membantu dalam pengadaan submersible. Akan tetapi jenis submersible dari Rusia ini adalah un-man submersible. "Seperti robot," jelas Soelistyo.

Submersible man berguna untuk bisa melihat langsung temuan hasil sonar. Soelistyo menjelaskan penyelam akan seperti mengendarai kapal selam kecil saat menggunakan Submersible man.

Dalam pengajuan pengadaan submersible ini tentunya melalui mekanisme, bukan dari anggaran Basarnas. Mekanisme pengadaan submersible akan melalui DPR. Di sinilah nantinya Komisi V DPR akan membantu Basarnas. Anggota Komisi V yang hadir di antaranya Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis dan Wakil Ketua Komisi V Michael Wattimena.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement