REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo menegaskan berat kosong pesawat Air Asia QZ5801 mencapai 70 ton, sedangkan puing-puing yang telah ditemukan sekitar ratusan kilogram.
Nurcahyo mengatakan berdasarkan pertimbangan berat pesawat Air Asia tersebut membuat KNKT hingga saat ini belum dapat menentukan di mana nantinya seluruh puing-puing yang berhasil ditemukan akan dikumpulkan.
"Itu baru berat kosong, belum ditambah barang-barang penumpang, bisa saja di kumpulkan di Pelabuhan Kumai Pangkalan Bun, atau di Jakarta dan daerah lainnya. Tergantung temuan dari Tim Badan SAR Nasional (Basarnas)," tambah Nurcahyo di Pangkalan Bun, Senin (5/1).
Hingga hari ke sembilan masa pencarian pesawat Air Asia, KNKT telah menerima peluncur sebelah kanan belakang, bagasi atas kursi nomor 6, botol untuk pelucur, serpihan panel, kursi pramugari, peluncur depan kanan, serpihan tempat bagasi penumpang dan tutup bagian serpihan panel.
Investigator KNKT tersebut belum dapat memprediksi apakah pesawat Air Asia terbelah menjadi beberapa bagian, karena puing-puing ditemukan Tim Basarnas dibantu negara lain ada yang berasal dari depan, tengah dan belakang bodi.
"Personil Airbus yang membuat pesawat Air Asia saja belum dapat memastikan seperti apa kondisi pesawatnya. Kan masih banyak yang harus di cari," kata dia.
Nurcahyo juga belum dapat memastikan didaerah mana nantinya puing-puing pesawat Air Asia di kumpulkan. Hal itu berdasarkan pertimbangan berat pesawat maupun kondisi badan pesawat yang nantinya ditemukan.
"Kalau ternyata nantinya bodi pesawat ditemukan masih sangat besar, ya buat apa juga diletakkan di pelabuhan Kumai. Lihat kondisi temuan nanti baru bisa ditentukan," katanya.
Nurcahyo mengatakan personil KNKT di Lanud Iskandar ada 4 orang dibantu 3 orang dari Airbus, dan 14 orang berada di Pelabuhan Kumai. Tugasnya untuk mengumpul dan mengamankan serpihan-serpihan yang ditemukan Basarnas.
"Rencananya satu orang lagi dari Airbus akan datang ke Pangkalan Bun. Mereka nantinya yang mengkaji di mana saja letak serpihan pesawat Air Asia yang telah ditemukan Basarnas. Kami belum tahu terbelah berapa pesawat Air Asia itu," tutupnya.