REPUBLIKA.CO.ID, KUALA PEMBUANG -- Pencarian korban dan serpihan pesawat Air Asia QZ8501 di perairan laut Seruyan, Kalimantan Tengah terkendala oleh cuaca buruk.
Saat ini cuaca sedang buruk, dalam beberapa hari ini hujan wilayah Seruyan cukup deras, selain itu ombak juga lumayan tinggi, sehingga hal ini menyulitkan proses penyisiran, kata Kapolres Seruyan AKBP Heska Wahyu Widodo di Kuala Pembuang, Senin (5/1).
Ia menjelaskan, hujan deras terjadi di daerah muara Sungai Seruyan terus menuju ke arah barat hingga ke perbatasan Tanjung Puting Pangkalan Bun Kotawaringin Barat.
"Akhirnya pencarian hanya dilakukan dengan menyisir pantai, dengan perlengkapan yang ada. Kita tidak dapat pencarian terlalu jauh meninggalkan bibir pantai," jelasnya.
Selain itu, sesuai dengan rekomendasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) penyisiran dilakukan pagi hingga siang hari. "Karena saat pagi hari cuaca masih cerah, dan pencarian dilakukan selama kurang lebih tiga jam dengan menyisir pantai serta menyesuaikan dengan kondisi cuaca yang ada," katanya.
Pencarian masih difokuskan di wilayah laut Sigitung hingga ke Sei Perlu yang memang berbatasan dengan perairan laut Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat. "Namun, hingga kini belum ditemukan adanya serpihan atau korban dari pesawat Air Asia QZ8501," katanya.
Meski demikian, pencarian akan terus dilakukan sesuai dengan informasi yang diberikan Badan SAR Nasional (Basarnas) bahwa wilayah perairan laut Seruyan ditetapkan sebagai salah satu 'zona merah' yang masuk dalam prioritas wilayah pencarian korban pesawat Air Asia QZ8501.