REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Pesawat Garuda Indonesia dengan rute Jember-Surabaya terlambat (delay) sekitar 3 jam akibat cuaca buruk yang terjadi di Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.
"Pesawat sudah terbang dari Bandara Juanda Sidoarjo menuju ke Jember, namun tidak bisa mendarat karena di Bandara Notohadinegoro hujan deras," kata Manajer Pemasaran Garuda Indonesia di Jember Boedi Prihantoro.
Cuaca buruk yang terjadi di sekitar bandara yang berada di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember menyebabkan pesawat jenis ATR 72-600 hanya berputar-putar di atas bandara.
"Pesawat yang membawa 24 penumpang itu terpaksa kembali lagi ke Bandara Juanda karena tidak bisa mendarat di Bandara Notohadinegoro akibat hujan cukup deras, padahal pesawat sudah berputar-putar di sekitar bandara," paparnya.
Berdasarkan jadwal penerbangan dengan rute Jember-Surabaya seharusnya pukul 10.20 WIB dan sebanyak 45 penumpang yang akan terbang ke Surabaya sudah berada di Bandara Notohadinegoro Jember.
"Setelah hujan deras mengguyur bandara, dua jam kemudian cuaca sudah bagus dan pesawat Garuda memutuskan kembali terbang dari Bandara Juanda menuju ke Bandara Notohadinegoro," tuturnya.
Boedi menjelaskan pesawat Garuda dari Surabaya dengan 24 penumpang akhirnya bisa mendarat dengan mulus di Bandara Notohadinegoro karena cuaca sudah cerah.
"Alhamdulillah pesawat dengan 45 penumpang bisa lepas landas (take off) dari Bandara Notohadinegoro sekitar pukul 13.05 WIB untuk menuju ke Bandara Juanda," katanya.
Pesawat jenis ATR 72-600 yang berkapasitas 70 penumpang tersebut mengalami keterlambatan sekitar 3 jam dari jadwal semula di Bandara Notohadinegoro, namun sejumlah penumpang bisa memahami hal itu karena alasan keterlambatan adalah cuaca buruk.
Sebelumnya, pesawat Garuda dengan rute Surabaya-Jember dan sebaliknya batal terbang pada Ahad (4/1) karena alasan operasional, sehingga sejumlah penumpang mengaku kecewa atas pembatalan tersebut.