Ahad 04 Jan 2015 21:56 WIB

Tim Singapura Bantu Proses Identifikasi Korban QZ 8501

Personil militer mengangkut peti jenazah korban Air Asia QZ 8501 yang tiba di Surabaya untuk diidentifikasi, Jumat (2/1).
Foto: Reuters
Personil militer mengangkut peti jenazah korban Air Asia QZ 8501 yang tiba di Surabaya untuk diidentifikasi, Jumat (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID,‪ SURABAYA - Tujuh personil yang tergabung dalam satu Tim "Disaster Victim Identification" Singapura membantu proses identifikasi korban Air Asia QZ 8501 di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya.

"Meski membantu, tapi tetap dibawa kendali Tim DVI Indonesia," kata Ketua komite DVI Nasional Brigadir Jenderal Polisi Arthur Tampi kepada wartawan di Surabaya, Ahad (4/1).

Ketujuh personel DVI asal "Negeri Singa" tersebut menambah kekuatan 160 personel Tim DVI asal Indonesia saat ini. Ia menjelaskan ke tujuh personil dalam satu tim itu rinciannya lima personel ahli sidik jari, dan masing-masing satu personel ahli gigi serta ahli patologi forensik.

Dengan bergabungnya Tim DVI asal negara lain, diharapkan proses identifikasi terhadap 24 jenazah yang belum dikenali identitasnya mampu berjalan baik dan segera diketahui hasilnya.

"Dengan jumlah tambahan ini diharapkan proses identifikasi cepat selesai dan jenazah bisa segera diserahkan ke pihak keluarga," katanya.

Sementara itu, pada proses identifikasi hari ini masih dilakukan terhadap 10 jenazah di RS Bhayangkara, namun hasilnya belum bisa dipastikan karena masih membutuhkan tambahan data lainnya.

"Hari ini pemeriksaan terhadap jenazah yang didatangkan kemarin, termasuk dua jenazah sebelumnya yang hasilnya negatigf," katanya. Sementara itu, perwira tinggi dengan pangkat satu bintang di pundak tersebut mengakui kondisi jenazah yang diterima sudah dalam keadaan membusuk.

Menurut dia, jika dilihat visual tidak mungkin bisa dikenali, namun pihaknya mengaku tetap mengidentifikasi pada data primer dan sekunder, yaitu tiga primer dan dua sekunder.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement