Ahad 04 Jan 2015 19:00 WIB

Cari Korban Air Asia, Petugas Gunakan Alat Pelindung Diri

Rep: c85/ Red: Erdy Nasrul
Tim penyelamat Basarnas
Foto: Dok Basarnas
Tim penyelamat Basarnas

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN - Satu pekan sudah pencarian dan evakuasi AirAsia QZ8501 yang hilang kontak pada Ahad (28/12) lalu. Hingga Ahad petang, tercatat 34 jenazah telah dievakuasi dari lokasi penemuan di Perairan Pangkalan Bun. Empat di antaranya baru akan dievakuasi Ahad malam, bila cuaca memungkinkan.

Ada satu hal baru dalam proses evakuasi yang dilakukan oleh PMI mulai hari kedelapan ini. Mereka mulai gunakan mantel pelindung sebagai salah satu APD (Alat Pelindung Diri) selain masker dan sarung tangan latex. Ahmad Basir, koordinasi relawan PMI di Pangkalan Bun menyatakan bahwa, penggunaan APD secara lengkap dilakukan karena jasad korban semakin memburuk memasuki hari kedelapan pencarian. "APD lengkap wajib digunakan untuk menghindari penyakit yang mungkin ditimbulkan. Terlebih bila relawan sedang lemah secara fisik," jelasnya kepada Republika.

Proses pencarian sendiri mulai Sabtu (3/1) kemarin hingga hari ini masih diperluas dengan area 90 x 210 mil laut, mencakup perairan dari Tanjung Puting, Kalimantan Tengah hingga pesisir  di selatan Kota Sampit, Kalimantan Tengah.

Hingga hari Ahad sore, pihak Basarnas mengumumkan ada 5 titik duga adanya potongan besar dari badan pesawat AirAsia QZ8501. Komandan Lanud Iskandar Letkol Penerbang Jhonson Simatupang menjelaskan bahwa mulai Ahad, fokus pencarian memang ke arah penemuan badan kapal di dasar laut. "Tim penyelam akan terjun ke dalam bersama tim gabungan dari SAR Rusia," ujarnya.

Namun, hingga Ahad sore tim penyelam belum mampu menembus ke kedalaman 30 meter di bawah permukaan laut. Menurut Komandan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Edi Tirtayasa, kendala yang dialami oleh tim penyelam adalah, lagi-lagi, faktor cuaca. "Begitu nyemplung, zero visibility (jarak pandang nol meter). Makanya kami tidak berani menurunkan tim untuk menyelam," ujarnya kepada Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement