Ahad 04 Jan 2015 11:47 WIB

Jenazah Air Asia Harus Diperlakukan secara Manusiawi dan Islami

Rep: C60/ Red: Erdy Nasrul
Personil militer mengangkut peti jenazah korban Air Asia QZ 8501 yang tiba di Surabaya untuk diidentifikasi, Jumat (2/1).
Foto: Reuters
Personil militer mengangkut peti jenazah korban Air Asia QZ 8501 yang tiba di Surabaya untuk diidentifikasi, Jumat (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Imam Masjid Istiqlal, Ali Mustafa Ya’kub mengingatkan Basarnas untuk memperlakukan jenazah korban Air Asia secara manusiawi dan islami. Perlakuan demikian tetap harus dilakukan kendati kondisi tubuh jenazah tidak utuh.

Ali mengatakan, Islam mengajarkan agar memperlakukan jenzah seperti halnya memperlakuan orang hidup. “Perlakuan terhadap mayat sama dengan perlakuan terhadap orang hidup. Ada hadistnya seperti itu,” ujar Ali Mustafa Yakub kepada Republika, Ahad (4/1).

Perlakuan terhadap Jenazah beragama Islam harus disesuaikan dengan tuntutan dan tatacara Islami. Kondisi Jenzah yang utuh harus diperlakukan sesuai dengan tuntunan yang berlaku. “Kalau (badan jenazah) masih utuh, harus dimandikan, dikafani, dishalati dan dikuburkan,” ujarnya.

Sementara, dia menjelaskan, jika kondisi jenazah tersebut dikhawatirkan akan semakin rusak jika dimandikan, cukup dikafani, dishalati dan dikuburkan. “Kalau khawatir semakin rusak, tidak usah dimandikan, tidak apa-apa,” ujarnya.

Alumni Universitas Imam Muhammad bin Saud, Arab Saudi ini juga mengimbau agar proses otopsi dan pendataan tidak sampai menunda-nunda pemakaman. Dia menjelaskan bahwa Islam mengajarkan untuk menyegerakan pemakaman. Penyegeraaan ini ditujukan untuk menghindari kemadlorotan seperti pembusukan yang bisa menyebabkan penyakit.

Sebab di dalam islam, kata dia, umat Islam dianjurkan untuk menyegerakan pemakaman.

“Jenazah itu merindukan tanah, jadi harus segera disegerakan pemakamannya. Apalagi kalau orang saleh, malah ingin cepat-cepat dikubur,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement