Ahad 04 Jan 2015 09:46 WIB

Penumpang Citylink Merasa Dibohongi

Rep: c94/ Red: Winda Destiana Putri
Empat jam pesawat Citylink belum bisa terbang dari Bandara Halim
Foto: Prayogi/Republika
Empat jam pesawat Citylink belum bisa terbang dari Bandara Halim

REPUBLIKA.CO.ID, HALIM -- Kejadian delay tiga pesawat Citylink di Bandara Halim Perdana Kusuma tadi pagi membuat penumpang merasa dibohongi berulang-ulang mengenai informasi dan kepastian keberangkatan. Kebohongan tersebut diungkapkan oleh beberapa penumpang yang sempat mengutarakan kekecewaannya.

Salah seorang penumpang asal Surabaya, Mia Renitya (39 tahun) menuturkan awal kronologi delaynya pesawat. Dirinya diminta oleh maskapai Citylink untuk segera cek in namun kembali delay satu jam akibat cuaca buruk.

"Ada empat pesawat, pesawat pertama dapat berangkat Pukul 17.40. Kalau Jadwal pemberangkatan pesawat aku itu pukul 18.40 WIB. Delay juga terjadi dua pesawat lainnya Jogya dan Surabaya," katanya kepada Republika, Ahad (4/1).

Barulah pada pukul 21.30 WIB penumpang diminta segera naik menuju pesawat QG809 tujuan Surabaya. Namun ketika Mia dibangunkan pukul 23.30 WIB, penumpang diminta turun oleh pramugarinya dan penerbangan dibatalkan.

"Sebelumnya ketika itu sudah ada kabar lampu runway mati, orang-orang pada marah. Katanya kita akan diberangkatkan ke Bandara Soetta Pukul 04.00 WIB dini hari," ujarnya.

Penumpang sempat melakukan mediasi diwakili oleh Letkol lek Edwin W.M dan menghasilkan beberapa perjanjian. Pertama, pihak Citylink berjanji akan mengganti uang sebesar Rp 300 ribu untuk ganti rugi sesuai undang-undang. Kedua, penumpang disediakan penginapan di Hotel Ibis namun seluruh penumpang menolak akibat khawatir peberangkatan kembali dibatalkan.

"Soalnya waktu itu tiketnya di sini mas, bukan di Soekarno Hatta, kita khawatir kalau dibawa ke sana tidak diterima. Citylink tidak tegas malah lempar-lemparan. Seharusnya kalau memang tidak bisa ya batalkan, kasian banyak anak-anak yang harus tidur dibandara, jadi kaya kasih informasi palsu untuk menenangkan penumpang," ujar Mia.

Di lokasi terdapat penumpang yang orang tuanya meninggal, para taruna Akademi Militer, dan rombongan keluarga dengan berbagai macam kepentingan. Sehingga banyak penumpang yang menuntut paksa agar diberangkatkan sesegera mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement