REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional SB Supriyadi menegaskan lokasi dugaan bangkai pesawat Air Asia QZ8501 yang disampaikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sudah diperiksa dan ternyata tidak terbukti.
Seluruh kapal milik Indonesia dibantu negara tetangga beberapa kali melakukan pengecekan dan ternyata tidak ditemukan bangkai pesawat Air Asia itu, katanya di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Sabtu (3/1) sore.
"Informasi dari kapal-kapal yang melakukan pencarian juga tidak ada menemukan jenazah atau puing-puing pesawat Air Asia. Jadi jumlah jenazah sampai sekarang hanya 30 dan telah dibawa ke Surabaya," tambah Supardi.
Dia mengatakan kapal milik Indonesia maupun negara lain masih mengalami kesulitan melakukan pencarian karena kondisi cuaca dan tinggi gelombang laut 3-4 meter.
Setelah pencarian selama tujuh hari dan pertimbangan kondisi tubuh jenazah penumpang Air Asia dimungkinkan tidak lagi sempurna, maka Basarnas bersama tim negara lain lebih memfokuskan mencari badan pesawat atau kotak hitam.
"Tetap dicari jenazah yang kemungkinan terapung atau terbawa arus ke pinggir pantai. Kalau di dasar laut, tentunya kondisi tubuh jenazah sudah sulit didapat. Untuk detailnya sebenarnya para dokter yang mengetahui kondisi tubuh manusia jika telah tujuh hari berada di dalam air," kata dia.
Direktur Operasi dan Latihan Basarnas itu mengatakan datangnya pesawat amfibi milik Rusia sangat membantu mempercepat pencarian dan ditemukannya bodi maupun kotak hitam pesawat Air Asia.
"Sebagian personel dan peralatan Rusia telah di Pangkalan Bun, tapi malam nanti pesawat itu akan kembali lagi dari Jakarta ke Pangkalan Bun karena masih banyak peralatannya yang harus dibawa," tutupnya.