REPUBLIKA.CO.ID, KUALA PEMBUANG -- Kepolisian Resor Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah, melibatkan nelayan untuk melakukan pencarian korban pesawat Air Asia QZ8501.
"Terutama nelayan di pesisir Pantai Seruyan yang telah aktif melaut, kita sudah berkomunikasi dengan mereka agar dapat membantu pencarian di sela-sela aktivitas mereka mencari ikan," kata Kapolres Seruyan AKBP Heska Wahyu Widodo di Kuala Pembuang, Sabtu (3/1).
Ia mengakui, sampai hari kelima melakukan penyisiran di wilayah perairan Laut Seruyan yang berbatasan langsung dengan laut Kotawaringin Barat yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat masih belum membuahkan hasil.
Selain itu, penyisiran yang melibatkan personel Polres, Polair, Polsek serta TNI seringkali terkendala buruknya cuaca di laut Jawa. "Meski demikian penyisiran itu akan terus dilakukan, untuk menjaga kemungkinan adanya korban atau serpihan pesawat yang terbawa ombak hingga ke wilayah kita," katanya.
Ia menegaskan, penyisiran beberapa hari ini difokuskan di wilayah pesisir pantai yang berdekatan dengan wilayah pantai Pangkalan Bun Kowaringin Barat, seperti di pantai laut Sigintung hingga ke Sungai Perlu yang berbatasan dengan kawasan Tanjung Puting.
"Kita akan terus kontrol wilayah itu, karena sebagaimana diinformasikan sebelumnya bahwa wilayah perairan kita telah ditetapkan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) sebagai salah satu 'zona merah' yang masuk dalam prioritas wilayah pencarian korban pesawat Air Asia," katanya.
Ia menambahkan, secara geografis memang ada kemungkinan korban atau serpihan pesawat dengan penerbangan Surabaya-Singapura yang terbawa ombak hingga ke perairan laut Seruyan, apa kalau angin yang bertiup adalah angin timur yang memang mengarah ke wilayah Seruyan.
"Memang daerah pantai Seruyan berdekatan Kotawaringin Barat, jadi kemungkinan serpihan pesawat atau korban terbawa ombak itu bisa saja," katanya.