REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Ridwan Djamaluddin mengatakan sudah menemukan terduga bangkai pesawat Air Asia QZ8501 sejak Kamis (1/1).
"Peralatan kami mendeteksi objek di dalam laut yang tampaknya bukan objek alam. Harapan optimis kami itu adalah bangkai pesawat yang jatuh," kata Ridwan Djamaluddin di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1).
Ridwan mengatakan posisi terduga bangkai pesawat terdeteksi di koordinat 3 derajat 52 menit 9.44 detik Lintang Selatan dan 110 derajat 35 menit 11.06 detik Bujur Timur di kedalaman 29 meter hingga 30 meter. Objek yang terdeteksi memiliki ketinggian sekitar tiga meter.
Ridwan mengatakan pada Kamis tim BPPT hanya bisa melakukan survei selama lima jam karena tim gabungan pencarian dan penyelamatan menemukan puing dan jenazah korban. Baru pada Sabtu pagi, survei BPPT kembali dilanjutkan untuk mendeteksi lebih jauh.
"Harapan kami, survei hari ini betul-betul mengonfirmasi bahwa itu adalah bangkai pesawat yang jatuh. Hingga siang ini belum ada kabar dari tim yang sedang berada di laut," ujarnya.
Saat berita ini dilaporkan, BPPT telah mengirimkan empat peralatan ke laut untuk mendeteksi bangkai pesawat, yaitu Multi Beam Echo Sounder, Side Scan Sonar, Magneto Meter dan remote operated vehicle (ROV).
Sementara itu, hingga hari ketujuh sudah ada 30 jenazah korban ditemukan dan 22 diantaranya sudah dievakuasi ke darat sedangkan delapan lainnya masih di KRI Bung Tomo.
Bantuan pencarian dari beberapa negara juga telah datang seperti Singapura yang membawa peralatan untuk mencari sinyal kotak hitam pesawat. Kotak hitam yang berisi rekaman data-data penerbangan diharapkan bisa mengungkap kejadian dan penyebab jatuhnya pesawat QZ8501.
Tim dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) harus berkejaran dengan waktu karena kotak hitam hanya memancarkan sinyal selama 30 hari sejak kejadian kecelakaan.
Pesawat Air Asia Indonesia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dilaporkan hilang kontak dari pusat pengendali lalu lintas udara pada Minggu (28/12). Pesawat QZ8501 berjenis Airbus A320-200 dengan registrasi PK-AXC membawa 155 penumpang terdiri dari 137 orang dewasa, 17 anak-anak, dan satu bayi. Selain itu, juga terdapat dua pilot, empat awak kabin dan satu teknisi.
Tim gabungan pencarian dan penyelamatan mulai mendapatkan titik terang setelah menemukan serpihan pesawat dan jenazah sejak Selasa (31/12). Badan SAR Nasional telah mengonfirmasi bahwa yang ditemukan adalah serpihan pesawat Air Asia dan jenazah penumpangnya.